Soloraya
Minggu, 15 Januari 2023 - 16:19 WIB

Dinilai Realistis, Pemkab Wonogiri Optimistis Capai Zero Stunting di Tahun 2024

Muhammad Diky Praditia  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi balita yang berisiko kena stunting jika dilahirkan dari ibu muda yang sistem reproduksinya belum siap. (Freepic).

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri masih optimis target zero stunting pada 2024 bisa tercapai. Anggaran senilai Rp21 miliar bakal digelontorkan pada 2023 guna mendukung target ambisius itu bisa tercapai.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan target zero stunting tersebut sangat realistis dan sudah diperhitungkan betul. Hal itu terbukti adanya penurunan angka stunting di Wonogiri dari tahun ke tahun.

Advertisement

Pada 2018, angka stunting di Wonogiri sebesar 24%. Sementara pada 2022 menurun signifikan menjadi 10%.

“Sekarang kasus stunting di Wonogiri tinggal 1.500 anak. Ini bakal kami keroyok dengan sejumlah program. Kami optimis 2024 nanti target zero stunting bisa tercapai,” kata pria yang akrab disapa Jekek saat ditanya Solopos.com di Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (13/1/2023).

Advertisement

“Sekarang kasus stunting di Wonogiri tinggal 1.500 anak. Ini bakal kami keroyok dengan sejumlah program. Kami optimis 2024 nanti target zero stunting bisa tercapai,” kata pria yang akrab disapa Jekek saat ditanya Solopos.com di Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (13/1/2023).

Pemkab Wonogiri telah menganggarkan penanganan penurunan stunting pada 2023 senilai Rp21 miliar. Anggaran tersebut bakal digunakan pengadaan alat antropometri atau alat untuk mengukur fisik bayi, seperti proporsi dan komposisi tubuh bayi.

Hal itu berguna memantau perkembangan bayi secara rutin. Alat itu rencananya akan diberikan kepada seluruh posyandu di Wonogiri.

Advertisement

“Kalau rincian untuk apa saja, belum bisa kami pastikan. Yang jelas itu nanti sesuai dengan kebutuhan bayi masing-masing. Misalnya protein bayi berapa persen, karbohidrat sekian persen. Bergantung bayinya. Jadi enggak bisa kami saklek tetapkan untuk ini atau itu,” kata dia.

Dia melanjutkan, pemkab mengoptimalkan peran pemerintah desa (pemdes) dalam menyukseskan program tersebut. Dia sudah memetakan wilayah atau desa mana saja yang masih ditemukan kasus stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Wonogiri, Setyarini, mengatakan alat antropometri itu direncanakan digunakan di 2.153 posyandu di Wonogiri. Selain pengadaan alat, dinas sudah memanfaatkan aplikasi Cinta Mutiara Keluarga (CMK) untuk mengintervensi kasus stunting sekaligus menekan kematian ibu dan anak.

Advertisement

CMK menampilkan informasi cukup lengkap jumlah risiko rendah, sedang, tinggi ibu hamil by name dan by address.

“Alat antropometri itu nanti bisa digunakan secara rutin untuk mengukur fisik bayi. Jadi nanti ketahuan mana bayi yang perlu diintervensi agar tidak terjadi stunting,” kata Setyarini.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif