Soloraya
Kamis, 20 Oktober 2022 - 19:38 WIB

Dinkes Boyolali Setop Penggunaan Parasetamol Sirop, Apotek Mengikuti

Nova Malinda  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sirop paracetamol. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI – Dinas Kesehatan Boyolali untuk sementara menyetop penggunaan parasetamol sirop sesuai instruksi dari Kementerian Kesehatan. Sejumlah apotek di Boyolali pun tak lagi melayani pembelian parasetamol sirop.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Puji Astuti, mengakui fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di Boyolali selama ini sering menggunakan obat jenis parasetamol sirop. Namun, Puji menyebut parasetamol pada sirop yang dikonsumsi pasien tidak mengandung zat yang dicurigai sebagai penyebab gangguan ginjal akut.

Advertisement

“Kalau Paracetamol sirop betul sering digunakan, tetapi tidak mengandung zat yang dicurigai sebagai penyebab gangguan ginjal akut,” ucap dia kepada Solopos.com saat dihubungi melalui WhatsApp, Kamis (20/10/2022).

Menurut Puji, pemberian obat-obatan jenis parasetamol sirop kepada pasien dinyatakan aman bila takaran dosisnya sesuai. Menurutnya, setiap orang bisa berisiko saat mengonsumsi obat-obatan bila tidak sesuai aturan. “Paracetamol sirop bila digunakan sesuai dosis aman bagi pasien, Siapapun berisiko kalau penggunaan tidak sesuai aturan dan tidak atas petunjuk dokter,” ucap dia.

Advertisement

Menurut Puji, pemberian obat-obatan jenis parasetamol sirop kepada pasien dinyatakan aman bila takaran dosisnya sesuai. Menurutnya, setiap orang bisa berisiko saat mengonsumsi obat-obatan bila tidak sesuai aturan. “Paracetamol sirop bila digunakan sesuai dosis aman bagi pasien, Siapapun berisiko kalau penggunaan tidak sesuai aturan dan tidak atas petunjuk dokter,” ucap dia.

Menyikapi isu yang terjadi, Puji meminta seluruh fasilitas layanan kesehatan di Kabupaten Boyolali untuk menghentikan pemakaian obat sirop terlebih dahulu. “Untuk sementara ini, sambil menunggu hasil PE [penelitian epidemologi] dan instruksi Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Boyolali meminta seluruh fasilitas layanan keaehatan di Kabupaten Boyolali tidak memakai obat sirop dulu,” tandasnya.

Baca Juga: Apoteker Karanganyar Diimbau Tidak Berikan Obat Sirop

Advertisement

Puji mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kondisi imunitas tubuh di masa pergantian musim. “Dengan cara tetap taat prokes, makan bergizi, minum air putih yang cukup, istirahat yang cukup dan tetap berprasangka baik kepada Allah SWT dengan memperkuat ibadah dan rasa syukur,” ujar dia.

Bila sakit, kata Puji, masyarakat diminta mengunjungi fasilitas layanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan tepat dan terbaik. Masyarakat juga diminta senantiasa menjaga kebersihan lingkungan. “Jaga kebersihan lingkungan. Jangan sampai ada genangan air yang potensi jadi sumber penyakit,” imbuhnya.

Baca Juga: Sirop Parasetamol Terlarang, Pemilik Apotek di DIY Bingung

Advertisement

Terpisah, apoteker di Apotek Mojosongo yang beralamat di Jalan Raya Solo-Boyolali KM.4 Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Anggie Caesaria Febrianika, memberikan tanggapan soal isu obat parasetamol sirop.

“Saat ini kami tahan penjualan semua jenis sirup. Karena dari pihak Kementerian Kesehatan meminta agar penjualan semua jenis sirop ditahan dulu,” ucap dia kepada Solopos.com di apoteknya, Kamis (20/10/2022).

Anggie mengakui ada konsumen yang menanyakan obat sirop, namun pihaknya mengalihkan ke obat tablet. “Kami alihkan ke tablet, ada tablet hisap yang untuk anak-anak itu, meskipun anak-anak banyak yang lebih memilih sirop,” ucap dia.

Advertisement

Baca Juga: 1 Anak di Wonogiri Meninggal Diduga Gagal Ginjal Akut, Dinkes Turun Tangan

Anggie menjelaskan daya beli obat sirop lebih tinggi dibandingkan obat tablet, utamanya bagi anak-anak. “Iya memang untuk anak-anak kan lebih enak yang sirup. Jadi dosisnya pakai hitungan sendok, tidak perlu gerus-gerus. Kalau obat yang dari tablet terus gerus kan juga berubah materinya,” ucap dia.

Munculnya isu tak sedap terkait parasetamol sirop, kata Anggie, membuat daya beli masyarakat cukup menurun, meskipun tidak signifikan.

“Tidak ada yang batal beli, cuma ya permintaan nya jadi lebih menurun. Memang dilihat dari harga, obat tablet justru lebih murah dibanding dari obat sirop,” ucap dia.

Baca Juga: Ibnu Sina, Pelopor Obat Sirop Kali Pertama

Dalam melayani masyarakat, Anggie selalu menanyakan detail terkait usia dan berat badan anak untuk menentukan kadar dosis yang tepat bagi konsumen yang membeli obatnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif