Soloraya
Minggu, 30 Juli 2023 - 18:51 WIB

Dinkes Boyolali Ungkap 5 Hal Penting Cegah Stunting, Nomor 2 Setop Nikah Dini

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, saat memberikan materi terkait optimalisasi peran kader dalam penurunan stunting di aula Kecamatan Boyolali, Minggu (30/7/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, menyampaikan lima hal penting yang harus diperhatikan untuk cegah stunting. Salah satu dari lima hal itu menyetop pernikahan dini atau pernikahan di bawah umur.

Hal itu diungkapkan Puji saat menjadi pemateri pada acara Optimalisasi Peran Kader PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) dalam Percepatan Penurunan Stunting oleh Pimpinan Cabang Fatayat NU Boyolali di aula Kantor Kecamatan Boyolali, Minggu (30/7/2023).

Advertisement

Kegiatan itu diikuti puluhan ibu-ibu kader Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Boyolali. Dalam uraiannya di depan para peserta, Puji menjelaskan ada lima hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting di Boyolali.

“Yang pertama konsumsi gizi seimbang dan minum tablet tambah darah sekali dalam sepekan. Kedua, setop pernikahan dini,” ujarnya. Puji menyampaikan pernikahan dini dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi.

Selain itu, ada risiko kemiskinan karena anak yang belum siap menjalani biduk rumah tangga secara ekonomi. Terdapat juga risiko putus sekolah. Puji menyampaikan hak anak untuk pendidikan sudah dijamin.

Advertisement

Namun, menjalani kehidupan mengasuh anak sambil sekolah perlu dukungan kuat dan kerja sama dari suami dan keluarga. Selain itu, pernikahan dini juga meningkatkan risiko adanya kekerasan dalam rumah tangga karena mental anak yang belum siap menikah.

“Bila nanti menikah, pastikan saat hamil sudah memasuki usia ideal yaitu 20-35 tahun. Jika tidak, maka akan berisiko perdarahan, hipertensi, dan melahirkan bayi dengan berat badan rendah,” kata dia.

Langkah ketiga mencegah stunting di Boyolali adalah dengan memperhatikan gizi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan yang dimulai saat masa kehamilan atau di dalam kandungan ibu hingga anak berusia dua tahun.

“Ibu hamil dan ibu menyusui harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Bagi ibu hamil, minum tablet tambah darah sehari sekali. Selain itu, periksakan kehamilan setidaknya empat kali ke bidan, Posyandu, atau Puskesmas,” kata dia.

Advertisement

Kebutuhan Protein Hewani

Lebih lanjut, Puji menyampaikan ibu hamil trimester I dalam satu hari wajib mengonsumsi lima porsi nasi atau makanan pokok lain. Lalu, ibu hamil trimester II, III, dan menyusui sebanyak enam porsi dengan catatan satu porsi adalah tiga perempat gelas atau enam sendok makan.

Kemudian, protein hewani baik dari ayam, ikan, telur, dan daging adalah empat potong untuk ibu hamil dan menyusui. Lalu protein nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan untuk ibu hamil dan menyusui yaitu empat potong tempe atau delapan potong tahu.

Ilustrasi kampanye mencegah stunting atau tengkes pada anak-anak berusia di bawah lima tahun. (Antaranews.com)

Untuk sayuran yaitu empat mangkuk sayur matang, lalu untuk buah-buahan empat buah pisang atau empat potong besar pepaya atau delapan potong sedang semangka. Porsi makan minyak atau lemak untuk ibu hamil trimester I adalah lima sendok teh.

Sedangkan untuk ibu hamil trimester II, III, dan menyusui yaitu enam sendok teh minyak. Lalu, gula dua sendok makan baik untuk ibu hamil. “Memang porsi makan ibu hamil dan menyusui itu banyak. Jangan dipermasalahkan tentang body, yang penting bayi sehat,” kata Kepala Dinkes Boyolali itu tentang upaya cegah stunting.

Advertisement

Lebih lanjut, Puji menjelaskan gizi untuk bayi 0-6 bulan pertama adalah inisiasi menyusu dini (IMD), yaitu melekatkan bayi ke dada atau perut ibu minimal satu jam segera setelah bayi lahir.

Puji menjelaskan bayi tidak perlu dibantu saat mencari puting ibu dan diminta membiarkan bayi mencari sendiri. Ia juga meminta para ibu memberikan air susu ibu (ASI) pertama berupa cairan berwarna kuning atau kolostrum.

Puji mengungkapkan cairan tersebut baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan tubuh. “Berikan ASI eksklusif, yaitu bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain, termasuk air putih saat usia 0-6 bulan,” kata dia.

Puji membeberkan bayi berusia 6-8 bulan, bisa diberikan makanan secara bertahap sesuai umum yaitu bubur kental atau makanan keluarga yang dilumatkan. Porsinya pun sebanyak dua hingga tiga sendok makan setiap kali makan.

Advertisement

Menjaga Kebersihan

Makan bisa 2-3 kali setiap hari ditambah 1-2 makanan selingan. Pada umur ini, bayi juga tetap diberikan ASI. Makanan selingan atau pendamping ASI harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Gizi yang baik untuk cegah stunting pada bayi usia 9-11 bulan yaitu makanan keluarga yang dicincang atau dicacah sebanyak setengah hingga tiga perempat mangkuk berukuran 250 mililiter setiap kali makan. Makan 3-4 kali setiap hari ditambah 1-2 kali makanan selingan. Bayi juga tetap diberikan ASI.

“Gizi untuk bayi 12-23 bulan yaitu berikan anak makanan keluarga sebanyak tiga perempat hingga satu mangkuk berukuran 250 ml setiap kali makan. Makan 3-4 kali setiap hari dan ditambah makanan selingan. Jangan lupa ASI tetap diberikan sampai usia dua tahun,” kata dia.

Pencegahan keempat yaitu mencuci tangan pakai sabun dengan air bersih yang mengalir. Hal tersebut dilakukan sebelum menyiapkan makanan-minuman, sebelum memegang bayi, sesudah buang air besar dan kecil, sesudah menceboki anak, dan sesudah memegang hewan atau benda kotor.

Langkah kelima, buang air besar di jamban yang sehat. Ia menjelaskan jamban yang sehat memiliki beberapa syarat seperti dilengkapi ventilasi udara, dilengkapi dinding, atap, serta penerangan yang cukup. Lalu tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

Selanjutnya lantai sedikit miring ke arah lubang pembuangan sehingga air kotor tidak menggenang, bersihkan pula lantai dan jamban secara teratur.

Advertisement

Kotoran atau tinja juga tidak bisa dijamah serangga atau tikus. Kemudian, lubang resapan septic tank berjarak minimal 10-15 meter dari sumur atau sumber air minum.

“Jangan lupa juga imunisasi rutin saat bayi sampai imunisasi lanjutan pada anak sekolah. Semuanya gratis,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif