SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengemis (Sumber: Freepik.com)

Solopos.com, SRAGEN — Fenomena pengemis online yang marak di TikTok disikapi Dinas Sosial (Dinsos) Sragen. Fenomena pengemis online tersebut menunjukkan mentalitas peminta-minta (mentalitas miskin) yang menjadi musuh terbesar dalam penanggulangan kemiskinan.

Penjelasan itu diungkapkan Kepala Dinsos Sragen sekaligus Kepala Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Kabupaten Sragen, Finuril Hidayati, kepada wartawan, Selasa (17/1/2023). Dia menerangkan pengemis online itu tidak mendidik karena menunjukkan mental miskin atau mental meminta-minta.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Finuril mengungkapkan aturan tentang mengumpulkan uang dari masyarakat itu ada dan syaratnya harus berbadan hukum serta mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Sosial (Kemensos). Kalau di daerah, Finuril menjelaskan rekomendasi bisa diperoleh dari Dinsos dengan persyaratan badan hukum tersebut harus siap diaudit.

“Audit dibutuhkan guna memastikan benar tidaknya uang yang dikumpulkan diserahkan kepada yang berhak dan penggunaannya untuk apa saja. Jangan-jangan operasionalnya lebih tinggi daripada donasinya,” jelasnya.

Finuril berpendapat fenomena pengemis online itu tidak baik dan terkesan menyiksa diri sendiri. Dia mengatakan orang mau keluar dari kemiskinan itu dengan cara pemberdayaan.

Dia menyatakan jangan berharap dapat uang tanpa bekerja. Dia mengimbau kepada masyarakat jangan dikasih hadiah dalam bentuk apa pun pada pengemis online karena jelas tidak mendidik.

“Para pemerlu kesejahteraan sosial itu mau butuh apa sebenarnya bisa difasilitasi pemerintah. Kalau di Sragen ada UPTPK. Butuhnya apa bisa difasilitasi asal benar-benar miskin,” kata Finuril.

Guna memastikan benar-benar miskin, dia mengatakan harus ada survei ke lokasi dan bisa diketahui kebutuhannya apa saja. Kalau pemberdayaan, jelas dia, bisa lewat bantuan ekonomi produktif, pelatihan di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) gratis dan ada program modal. Kalau butuhnya jaminan kesehatan, kata dia, ada jaminan Saraswati atau BPJS.

“Butuh kelengkapan sekolah ada gerakan nasional orang tua asuh. Kalau malas bekerja ini kembali ke mentalitas,” katanya.

Finuril meminta jangan menjadi peminta-minta tetapi butuhnya apa bisa datang ke pemerintah karena di Dinsos Sragen ada 26 jenis pelayanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya