Soloraya
Senin, 31 Agustus 2020 - 05:00 WIB

Diperkirakan 1% Sawah Jadi Tol, Pemkab Klaten Pastikan Ketahanan Pangan Aman

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas pengukuran jalan tol Solo-Jogja merampungkan pekerjaannya di Kranggan, Polanharjo, Klaten, Kamis (6/8/2020). (Solopos.com-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, Jawa Tengah tetap optimistis proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja tak bakal mengganggu ketahanan pangan. Luas sawah di Klaten yang terdampak pembangunan proyek tol Solo-Jogja diperkirakan mencapai 1% dari total luas sawah di Kabupaten Bersinar.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, menjelaskan luas sawah di Klaten diperkirakan 30.000 hektare (ha). Target produksi padi dalam setahun untuk Klaten sekitar 485.000 ton gabah kering giling.

Advertisement

Soal lahan terdampak jalan tol, Widiyanti mengatakan tak terlalu mengganggu produksi padi di Klaten. Artinya, Klaten masih menjadi penyangga pangan.

Petani di Sukoharjo Ngeluh Kesulitan Dapat Pupuk Bersubsidi

Advertisement

Petani di Sukoharjo Ngeluh Kesulitan Dapat Pupuk Bersubsidi

Soal luasan sawah terdampak, dia menjelaskan masih perlu berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) untuk mendapatkan luasan pasti sawah terdampak tol.

Hanya saja, tol pada pembahasan awal rencana pembangunan jalan bebas hambatan itu sekitar 300 ha sawah terdampak tol. "Diperkirakan satu persen lebih sedikit [dari luas sawah di Klaten]," urai Widiyanti saat ditemui Solopos.com di Gedung DPRD Klaten beberapa waktu lalu.

Advertisement

"Itu menjadi domain masing-masing petani apakah mereka mau mencari sawah baru atau ganti usaha [selain pertanian]. Harapan kami itu yang penting petani terdampak tetap bisa mendapatkan penghasilan tinggi," ungkap dia.

Bingung

Sementara itu, Kepala Desa Tambakan, Kecamatan Jogonalan, Eko Andriyanto, mengatakan di wilayahnya ada sekitar 5 ha lahan bakal dilewati jalan tol Solo-Jogja. Lahan itu meliputi sawah, permukiman, hingga makam.

Prank Filter Jerawat, Cewek Ini Malah Diblok Calon Gebetan

Advertisement

Eko mengakui rencana pembangunan jalan tol menimbulkan pro dan kontra warga di desanya. "Mereka yang terkena ada yang senang dan tidak," jelas Eko.

Eko menjelaskan para petani yang memiliki sawah dan dilewati jalan tol kebingunan untuk menggarap lahan pertanian mereka ketika proyek jalan tol dipastikan benar-benar melewati wilayah Tambakan, Jogonalan Klaten. Pasalnya, jalan tol bakal menyisakan sawah pada kedua sisi jalan.

"Jalan itu membelah sawah di wilayah kami dari yang sebelumnya satu lahan menjadi dua lahan. Petani bingung ketika mereka harus menggarap lahannya [yang tersisa karena terbelah jalan tol], mereka harus memutari jalan tol untuk sampai ke sawah di seberangnya," urai dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif