Soloraya
Kamis, 17 Maret 2022 - 21:33 WIB

Dipimpin Bhre, Begini Jalannya Ruwahan dan Peringatan Hari Jadi MN Solo

Afifa Enggar Wulandari  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Acara ruwahan dan peringatan Hari Jadi ke-265 Mangkunegaran di Pendapa Pura Mangkunegaran Solo, Kamis (17/3/2022) malam. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pura Mangkunegaran Solo menggelar acara Ruwahan yang bertepatan dengan Hari Jadi ke-265 Mangkunegaran atau MN, Kamis (17/3/2022) atau 17 Ruwah tahun Alip 1955 malam.

Acara yang dipimpin Bhre Cakrahutomo sebagai KGPAA Mangkunagoro X itu dibuka pukul 19.00 WIB di Pendapa Pura Mangkunegaran Solo. Tak lebih dari sepertiga bagian selasar pendapa yang dipenuhi tamu, sebab acara hanya dihadiri sekitar 200 orang.

Advertisement

Baca Juga: Pegiat Sejarah Minta Bhre Jadikan Mangkunegaran Eksklusif Tapi Luwes

Meski begitu, acara berlangsung khidmat. Acara dipandu protokol acara dalam bahasa Jawa. Dengan mengenakan ageman berwarna hitam, Bhre Mangkunagoro X memasuki pendapa. Bhre kemudian dipersilakan duduk.

Acara ruwahan dan peringatan hari jadi MN Solo itu dilanjutkan dengan doa wilujengan yang dibacakan dengan cara Jawa dan Islam. Para yogiswara duduk berjajar mengenakan ageman berwarna putih.

Advertisement

Baca Juga: Bhre Jadi Mangkunagoro Termuda dalam Sejarah, Sebentar Lagi Ultah Lho

Di sela-sela para istirahat, Bhre menemui para tamu. Tak segan, ia juga mau menyapa para tamu yang hadir. Sesekali Bhre mengulur tangan dan berfoto bersama. Acara ruwahan selesai pukul 20.30 WIB. Sementara Bhre belum bisa ditemui awak media.

“Agenda setelah ini ziarah dari yang Jumeneng Mangkunagoro I dan semua yang sudah meninggal. Kemudian dilanjut [ke makam] pasukan Sambernyawa sampai ke Mataram, Imogiri, Kota Gede, Kedu,” ujar Pengageng Wedhana Satria Pura Mangkunegaran Solo, KRMT Lilik Priarso, kepada wartawan sesuai acara.

Advertisement

Baca Juga: Jadi Pemimpin Pura Mangkunegaran, Ini Program Prioritas Bhre

Lilik mengatakan tidak ada doa khusus saat ruwahan dan wilujengan hari jadi ke-265 MN Solo itu. Menurut Lilik, doa hanya berupa bacaan Tahlil. “Tidak ada [doa khusus], hanya disebutkan doa itu untuk siapa, mendoakan siapa saja. Tamu tidak hanya kerabat, tapi juga abdi dalem,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif