Soloraya
Senin, 7 Februari 2022 - 15:00 WIB

Diprotes Warga, Hotel Aster Popongan Karanganyar Akhirnya Ditutup

Indah Septiyaning Wardani  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Papan nama Hotel Aster diturunkan sesuai kesepakatan hotel ditutup sementara. Foto diambil Senin (7/2/2022). (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Manajemen Hotel Aster yang berlokasi di Kelurahan Popongan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar akhirnya memenuhi keinginan warga. Mereka memutuskan untuk menutup hotel melati tersebut.

Papan reklame bertuliskan Hotel Aster telah diturunkan pada Senin (7/2/2022). “Sesuai hasil kesepakatan mediasi hari ini, hotel ditutup sementara sampai ada koordinasi lagi dengan warga dan pemilik hotel,” kata Lurah Popongan, Jalu Setio Bintoro, dalam audiensi antara warga Popongan, Aliansi Umat Islam Karanganyar, dan pihak hotel, Senin.

Advertisement

Apabila hotel akan beroperasi lagi, pihak manajemen diminta berkoordinasi dengan warga. Jalu meminta semua pihak menghormati hasil kesepakatan tersebut.

Baca Juga: Dituding Jadi Tempat Mesum, Warga Karanganyar Minta Hotel Aster Ditutup

Sebelumnya, warga Kelurahan Popongan memprotes keberadaan Hotel Aster lantaran diduga digunakan untuk praktik mesum. Warga meminta pemerintah setempat menutup operasional hotel yang baru beroperasi setahun ini.

Advertisement

Aksi protes disampaikan perwakilan warga didampingi Aliansi Umat Islam Karanganyar (AUIK) dengan mendatangi kantor Kelurahan Popongan pada Senin. Mediasi warga bersama pihak manajemen hotel dilakukan difasilitasi pemerintah kelurahan setempat. Dalam mediasi itu, warga menyampaikan keresahan hotel yang masih beroperasi dan diduga digunakan untuk perbuatan mesum.

“Belum lama ini ada keributan pasangan suami istri di sana gara-gara memergoki pasangannya selingkuh,” ungkap warga RT001/RW003 Popongan, Nariyo, kepada Solopos.com.

Baca Juga: Gila! Sejoli Rekam Adegan Mesum di Gereja

Advertisement

Dia mengatakan sejak awal hotel beroperasi sudah bermasalah. Saat sosialisasi ke warga, pengelola hotel mengaku mendirikan bangunan enam kamar untuk asrama karyawan. Namun ternyata dioperasionalkan untuk penginapan atau hotel melati.

Di awal Hotel Aster beroperasi, warga pernah demo dan meminta pihak manajemen menutup hotel. Hingga warga lelah aksi protesnya tak membuahkan hasil apa pun.

Ketua AUIK, Fadhlun Ali, mengatakan siap mengawal aspirasi warga yang menuntut Hotel Aster ditutup. Pihaknya mendesak pemerintah menutup Hotel Aster karena dinilai akan merusak moral warga.

“Ini kawasan permukiman mestinya tidak ada hotel. Apalagi hotel melati yang digunakan untuk tempat maksiat,” kata Fadhlun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif