Soloraya
Sabtu, 23 Juli 2022 - 07:00 WIB

Dirombak, Balekambang Solo bakal Jadi Taman Termewah di Asia Tenggara

R Bony Eko Wicaksono  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga duduk santai di panggung terbuka Taman Balekambang, Solo, Jumat (22/7/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Taman Balekambang Solo digadang-gadang menjadi taman termewah se-Asia Tenggara setelah proyek revitalisasi dengan skema multiyears senilai Rp198 miliar rampung dikerjakan. Dalam setahun, biaya pemeliharaan taman mencapai Rp2,4 miliar.

Kepala UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang, Sumeh, mengatakan biaya pemeliharaan dan perawatan taman dipastikan melonjak tajam setelah pengerjaan proyek revitalisasi rampung.

Advertisement

Biaya pemeliharaan dan perawatan taman diperkirakan senilai kurang lebih Rp200 juta per bulan.  Artinya, dalam setahun total biaya pemeliharaan taman mencapai Rp2,4 miliar.

“Konsep awal gedung kesenian dibangun mewah dengan ornamen-ornamen di dalam gedung yang harganya cukup mahal, Hal ini berimbas pada biaya pemeliharaan taman senilai Rp2,4 miliar dalam setahun,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (22/7/2022).

Advertisement

“Konsep awal gedung kesenian dibangun mewah dengan ornamen-ornamen di dalam gedung yang harganya cukup mahal, Hal ini berimbas pada biaya pemeliharaan taman senilai Rp2,4 miliar dalam setahun,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (22/7/2022).

Desain proyek revitalisasi Taman Balekambang menggabungkan unsur seni dan budaya, taman outdoor, serta pusat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan produk unggulan Kota Solo. Taman Balekambang bakal dilengkapi amphitheater atau gelanggang terbuka untuk pertunjukan hiburan dan seni.

Baca Juga: Fantastis! Anggaran Revitalisasi Taman Balekambang Solo Rp198 Miliar

Advertisement

Pintu Masuk Ditambah

Pengunjung bisa berjalan kaki menyusuri jalan yang menghubungkan sisi timur dengan sisi barat. Akses jalan area taman bertambah satu menjadi empat jalan. Selama ini, ada tiga pintu di area taman, yakni pintu sisi barat dan timur yang biasa dilewati pengunjung.

Kemudian satu pintu sisi utara yang letaknya di sekitar kolam keceh. “Sementara posisi akses jalan tambahan di area parkir kendaraan bermotor yang letaknya di sisi barat pintu timur. Jadi total ada empat akses jalan di area taman,” ujar dia.

Baca Juga: Telan Rp198 Miliar, Apa Saja Yang Dirombak Di Taman Balekambang Solo?

Advertisement

Sumeh menyebut total lahan proyek revitalisasi Taman Balekambang Solo seluas 10, 26 hektare. Ada lima sertifikat tanah di sekitar area taman. Selama proyek pengerjaan revitalisasi, koleksi satwa di kebun binatang mini bakal dipindah sementara ke sekitar taman.

Koleksi satwa itu meliputi unggas, reptile, dan rusa. Kendati dibangun total, konsep detail engineering design (DED) Taman Balekambang tak menghilangkan nilai sejarah yang erat hubungannya dengan Pura Mangkunegaran.

Taman itu dibangun pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunagoro VIII (1916-1944) pada 26 Oktober 1921. Taman Balekambang dibangun sebagai wujud kasih sayang KGPAA Mangkunagoro VII kepada kedua putrinya, masing-masing GRAy Partini dan GRAy Partinah.

Advertisement

Baca Juga: Taman Balekambang Solo Direvitalisasi Bulan Depan, Begini Harapan Warga

Harga Tiket

“[Peninggalan sejarah Mangkunegoro VII] Tetap tidak hilang. Esensi dari taman adalah bagian dari perjalanan panjang sejarah penguasa Istana Mangkunegaran,” ujar dia.

Disinggung soal harga tiket masuk pengunjung Taman Balekambang Solo seusai revitalisasi, Sumeh belum dapat memastikan patokannya. Dia masih menunggu koordinasi dengan instansi terkait dan pemerintah pusat.

Sementara itu, seorang pengunjung asal Kecamatan Jebres, Mirda, mengatakan Taman Balekambang menjadi destinasi favorit bagi kaum milenial. Para kawula muda kerap menghabiskan waktu selama berjam-jam di area taman pada siang hingga sore hari.

Baca Juga: Partini dan Partinah, 2 Putri Raja yang Diabadikan Jadi Taman di Solo

Selain berekreasi, taman Balekambang menawarkan wisata edukasi seperti penangkaran hewan, tanaman langka, dan konservasi sejarah. Dia tak mempermasalahkan taman ditutup selama pengerjaan proyek revitalisasi.

“Sebagian besar pengunjung adalah keluarga dan kaum milenial. Paling ramai saat weekend pada Sabtu dan Minggu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif