SOLOPOS.COM - Direktur Umum Perum Bulog Budi Waseso di Gudang Bulog Telukan, Sukoharjo, Rabu (20/9/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengaku tak bisa memprediksi kapan harga beras akan turun. Namun pemerintah berupaya menstabilkan harga beras dengan menyalurkan bantuan bahan pokok ini kepada masyarakat.

“Kita tidak bisa memprediksi penurunan [harga beras kapan]. Tetapi dengan semakin banyak memasifkan penyaluran ini jadi di pasar tradisional, modern, dan lainnya yang kita lakukan, otomatis harga beras akan mulai menurun,” jelas Budi seusai menyalurkan bantuan sembako Presiden sekaligus beras bantuan pangan pemerintah tahap kedua 2023 di Gudang Bulog Telukan, Sukoharjo, Rabu (20/9/2023).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Seperti diketahui harga beras di pasaran saat ini mencapai Rp14.000-15.000/kilogram. Penyaluran beras bantuan pangan menjadi salah satu solusi pemerintah mengontrol harga beras saat ini. Mengingat harga gabah kering petani kini mencapai lebih dari Rp7.000/kilogram.

Budi mengatakan pada Senin (25/9/2023) Bulog, Badan Pangan Nasional (Bapanas), bersama Menteri Dalam Negeri akan minta bantuan dari pemerintah daerah untuk ikut menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP).

Pria yang akrab disapa Buwas ini juga menyinggung target stok Bulog sebanyak 2 juta ton beras sudah tercukupi, hanya menunggu kedatangan saja. “Secara jumlah target stok 2 juta ton itu sudah selesai. Kami punya kekuatan pengendalian harga pasar dengan 2 juta ton stok beras ini. Kami akan mengeluarkan secara bertahap sampai November, kurang lebih 640.000 ton yang akan disalurkan pada September, Oktober, November,” bebernya.

Presiden akan mengevaluasi pasar pada Desember, apakah perlu adanya penyaluran bantuan pada bulan itu. Presiden telah memprediksi penyaluran berikutnya akan dibagikan pada Januari, Februari, Maret.

Sementara itu, dengan kondisi cuaca kemarau seperti sekarang, Buwas memprediksi adanya keterlambatan panen raya. Di sisi lain pada Februari 2024 akan ada Pemilu dan juga mendekati Hari Raya Idulfitri. Bulog mengeklaim sudah memprediksi dan memperhitungkan penyaluran bantuan mendatang.

Bulog memprediksi masih ada stok beras pada Desember sebanyak 1,2 juta ton. Tak menutup kemungkinan akan ada penambahan 1 juta ton beras yang diimpor dari China jika penyerapan dalam negeri tak memungkinkan dan kebutuhan melonjak.

China memastikan sanggup membantu dengan menjual 1 juta ton beras ke Indonesia. Impor tersebut dilakukan jika Perum Bulog mendapat penugasan dari Presiden. Sebelumnya Perum Bulog mengambil beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan sebagian dari Kamboja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya