SOLOPOS.COM - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo memfasilitasi Kelurahan Laweyan, Kelurahan Kauman, Kelurahan Keprabon, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan Kemlayan, dan Kelurahan Jayengan menjadi destinasi wisata kampung kota. Keenam kelurahan tersebut melakukan presentasi potensi wisata di The Sunan Hotel Solo, Selasa (16/5/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO–Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo memfasilitasi enam kelurahan menjadi destinasi wisata kampung kota. Keenam kelurahan tersebut melakukan presentasi potensi wisata dari masing-masing daerah di The Sunan Hotel Solo, Selasa (16/5/2023). 

“Untuk tahun ini ada enam yakni Kelurahan Laweyan, Kelurahan Kauman, Kelurahan Keprabon, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan Kemlayan, dan Kelurahan Jayengan,” kata Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Disbudpar Solo, Gembong Hadi Wibowo kepada Solopos.com, Selasa.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Gembong menyebut sebenarnya sudah banyak kampung wisata di Solo, namun belum ada yang ditetapkan secara resmi melalui surat keputusan (SK) kepala daerah atau dalam hal ini Wali Kota Solo.

“Kampung wisata kalau di Solo itu kan memang secara de facto sudah ada, ada kampung wisata batik Laweyan, Kauman, Baluwarti dan beberapa yang lain. Tetapi de jure ternyata harus ditetapkan keputusan kepala daerah,” kata dia.

Dia menjelaskan setidaknya ada beberapa tahapan sampai satu kelurahan ditetapkan secara resmi menjadi kampung wisata. Proses yang harus ditempuh yakni pengusulan dari lurah setempat, setelah disetujui harus melakukan presentasi potensi wisata di kelurahan tersebut, setelah itu diadakan penilaian.

Tidak sampai situ kelurahan tersebut harus diobservasi oleh tim peninjau untuk dinilai. Penilaian lapangan tersebut digunakan untuk mengkonfirmasi apa yang sudah dipaparkan sebelumnya. “Kemudian baru ditetapkan dengan keputusan kepala daerah [lewat SK Wali Kota],” kata dia.

Pihaknya mendorong setidaknya keenam kelurahan tersebut agar segera ditetapkan sebagai kampung wisata. “Yang kami fasilitasi enam itu dulu, karena mengingat anggaran juga,” kata dia.

Secara spesifik, pihaknya mendorong enam kelurahan tersebut lantaran sudah menjadi bagian dari Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Rippda) yang mana sudah tertera di Peraturan Daerah (Perda) Solo No.13/2016 tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Tahun 2016-2026

“Di dalam Rippda itu kan ada 16 destinasi, di antaranya yang tiga [kelurahan] masuk yakni Baluwarti, Kauman, dan Laweyan. Pertimbangan lain, ada lagi yang namanya kawasan strategis pariwisata, itu masuk di kawasan Pura Mangkunegaran sampai Koridor Gatot Subroto [Gatsu],” kata dia.

Sementara itu kawasan Pura Mangkunegaran sampai Koridor Gatsu mencakup tiga kelurahan yakni Keprabon, Kemlayan, dan Jayengan. Gembong menilai ketiga kelurahan tersebut juga memiliki potensi menjadi kampung wisata.

Mangkunegaran kan masuk Keprabon, kemudian gatsu wilayah Kemlayan, yang selatan Jayengan. Jadi kita lihat juga potensi-potensi ketiga kelurahan tersebut

“Keprabon jelas ada Pura Mangkunegaran beserta perkembangannya. Kita jadi tahu ternyata masih ada Kekar Lepen dan hal baru lain yang dikelola masyarakat Keprabon. Ini tentu bisa menjadi potensi wisata,” kata dia.

Lalu Kelurahan Kemlayan kini makin menawan lantaran di Koridor Gatsu yang berhasil disulap menjadi salah satu pilihan wisata malam. Koridor tersebut selalu ramai setiap kali akhir pekan.

Gembong juga mempertimbangkan Kemlayan sebagai kampung Maestro. Banyak para maestro yang lahir di Kemlayan seperti tokoh tari dan kerawitan di Solo, Ngaliman; Dalang, Anom Suroto, Musisi Keroncong, Gesang; Seniman Tari, Sardono Kusumo, dan maestro lain.

Sementara itu, kelurahan Jayengan menjadi kepanjangan dari Koridor Gatsu, Meski jalur pedestrian hanya diperbaiki sampai wilayah Kelurahan Kemlayan, namun kelurahan yang berpenduduk sekitar 3.900 orang itu punya potensi wisata sendiri.

“Di Jayengan kita bisa melihat potensi kuliner. Kemudian mereka punya label Kampung Permata, karena banyak pengrajin permata yang berasal dari Banjarmasin menetap di sana,” kata dia.

Potensi lain adalah termasuk kawasan yang plural lantaran dihuni oleh tiga etnis Banjar, Jawa, dan China. Guna menjaga pluralisme tersebut Jayengan secara rutin mengadakan Festival Jewana, satu akronim dari Banjar, Jawa, dan China.

“Pertimbangannya dari keenam, mereka punya satu keunikan sendiri dan bagian di antara mereka sudah dikunjungi banyak wisatawan. Kalau belum banyak dikunjungi belum bisa kita angkat,” kata dia.

Dia menyebut terdapat beberapa jenis kampung wisata, diantantarnya adalah kampung wisata rintisan, kampung wisata berekembang, kampung wisata maju, dan kampung wisata mandiri. “Nah nanti kita petakan keenam kelurahan itu masuk yang mana,” kata Gembong.

Pada Selasa (16/5/2023) masing-masing kelurahan memaparkan potensi wisata yang mereka punya. Namun setelah ini masih ada tahapan penelitian lapangan. “Setelah itu dari tim penilai membuat berita acara kemudian kami memberikan telaah ke wali kota, termasuk juga konsep keputusannya. Baru nanti diputuskan dari wali kota,” kata dia.

Dia berharap keenam kelurahan tersebut bisa menyumbang jumlah wisatawan yang datang ke Kota Solo. 

Sejauh ini, Gembong menyebut angka kunjungan wisata ke Solo per 15 April-2 Mei 2023 sebanyak 396.132 wisatawan. Sedangkan data terakhir dihitung dari 15 April-3 mei 2023 jumlah bertambah menjadi 420.775. Ini berarti dalam sehari naik 24.643.

Hal ini naik signifikan dibandingkan tahun lalu. Berdasar data tahun lalu, dia memperkirakan kenaikan bisa mencapai tiga kali lipat dibanding tahun lalu.

“Tahun kemarin tidak sebanyak itu, ini karena tahun ini Solo sudah punya tiga ikon wisata baru [Solo Safari, Pracima Tuin Mangkunegara, dan Masjid Zayed],” kata dia.



Tidak hanya dari dalam negeri, para wisatawan juga ada yang berasal dari mancanegara. Berdasar data Disbudpar per 5 April-3 mei 2023, meski jumlahnya baru mencapai 203 warga dari negara lain berkunjung ke Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya