SOLOPOS.COM - Penampilan gedung yang digunakan untuk program semiboarding di SMKN 1 Kedawung, Sragen, Rabu (15/2/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Upaya percepatan penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah dilakukan di berbagai sektor, salah satunya melalui penanganan anak tidak sekolah (ATS) dan anak putus sekolah (APS). Terkait hal tersebut 15 SMK membuka penerimaan siswa baru semiboarding dan tiga SMK dengan pembelajaran boarding pada pendaftaran peserta didik baru (PPDB) 2023. Pendaftaran online untuk program semiboarding dan program full boarding mulai 14 Februari-31 Maret 2023 mendatang.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wilayah VI Jateng di Karanganyar, Sunarno, mengungkapkan program full boarding dan semiboarding hanya untuk SMK. Program tersebut hanya diperuntukkan bagi siswa dari keluarga tidak mampu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Jadi jelas membantu mengurangi beban keluarga karena semua biaya pendidikan ditanggung pemerintah, mulai dari seragam, makan, dan sebagainya. Semua gratis. Sekolahnya memang tertentu, tetapi siswanya bebas dari seluruh wilayah Jateng,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Rabu (14/2/2023).

Sunarno mengatakan sosialisasi dilakukan sejak Selasa (14/2/2023) dengan melibatkan semua SMP, Disdikbud, dan Dinas Sosial di seluruh Jateng.

Di Sragen ada satu SMK yang menerapkan pendidikan semiboarding yakni SMKN 1 Kedawung. Sunarno mengatakan program ini memang terbatas karena kemampuan anggarannya baru untuk belasan SMK tersebut. Dia berharap ke depan ada tambahan sekolah yang ikut program tersebut.

Terpisah, Kepala Bagian Tata Usaha SMKN 1 Kedawung, Suparno, mengungkapkan sekolahnya sudah menerapkan program semiboarding sejak 2022. Program tersebut memang tidak diperuntukkan bagi semua sekolah karena ada batasan kuota, yakni untuk 30 siswa. Program ini khusus untuk calon siswa dari keluarga kurang mampu.

Suparno menjelaskan 30 siswa itu tidak berada dalam satu rombongan belajar (rombel) tetapi sesuai dengan program studi yang dipilih. “Harapannya siswanya bisa mandiri karena semua sudah dibiayai provinsi. Dengan kemandirian, siswa tidak menganggur saat lulus sekolah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya