Soloraya
Senin, 16 Januari 2012 - 12:12 WIB

Disdikpora Diminta Bentuk Tim Independen Sekolah Rusak

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha. SEKOLAH RUSAK--Siswa SD Pucang Sawit Jebres, Solo, Sabtu (14/1/2012) mengemasi buku dan membersihkan ruang kelas mereka yang kondisi atapnya ambrol dan ditopang dengan bambu serta sebagian tembok mulai retak. Kerusakan ruang kelas 4, 5 dan 6 SD Pucang Sawit tersebut membuat siswa masuk bergantian jam sekolah dan sebagian harus belajar di teras sekolah.

JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha. SEKOLAH RUSAK--Siswa SD Pucang Sawit Jebres, Solo, Sabtu (14/1/2012) mengemasi buku dan membersihkan ruang kelas mereka yang kondisi atapnya ambrol dan ditopang dengan bambu serta sebagian tembok mulai retak. Kerusakan ruang kelas 4, 5 dan 6 SD Pucang Sawit tersebut membuat siswa masuk bergantian jam sekolah dan sebagian harus belajar di teras sekolah.

SOLO-Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga diminta secepatnya membentuk tim independen untuk mendata jumlah sekolah yang saat ini masih dalam kondisi rusak. Tim tersebut diharapkan terdiri dari sejumlah unsur
terkait.

Advertisement

Anggota Komisi IV DPRD Kota Solo, Paulus Haryoto menegaskan pembentukan tim independen tersebut dinilai mendesak mengingat hingga kini masih banyak sekolah yang rusak dengan berbagai kriteria. Selama ini pendataan sekolah rusak hanya dilakukan oleh Disdikpora.

“Padahal kalau secara teknis, tentu bukan menjadi bidangnya Disdikpora. Sehingga dalam pendataan sekolah-sekolah rusak itu perlu dibentuk tim independen yang benar-benar mengetahui permasalahan teknis,” ujar Paulus ketika ditemui wartawan di Gedung Dewan Solo, Senin (16/1/2012).

Sebagai informasi, salah satu bangunan sekolah yang saat ini rusak adalah SDN Pucangsawit, Jebres. Informasi yang dihimpun Espos, tiga lokal/ruang kelas SDN Pucangsawit dalam kondisi rusak parah. Tiga lokal itu sejak Kamis (12/1/2012) bahkan tidak lagi digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. KBM sendiri dialihkan di ruang lainnya.

Advertisement

Para siswa terpaksa dibagi waktunya, ada yang masuk pagi dan lainnya masuk siang. JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif