SOLOPOS.COM - Setelah sempat tutup selama pandemi, Museum R. Hamong Wardoyo, Boyolali telah buka kembali sejak Oktober 2021. (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Berlokasi di tengah kota, Museum R Hamong Wardoyo Boyolali seolah menjadi oase bagi mereka yang suka belajar sejarah dari masa lalu. Di museum ini tersimpan ratusan koleksi termasuk arca dari zaman purbakala.

Museum menjadi salah satu dari berbagai macam cara untuk mengenal, mengetahui, dan belajar mengenai sejarah suatu hal. Museum dapat digunakan untuk menyimpan berbagai macam bukti sejarah sehingga generasi yang akan datang akan dapat dengan mudah mengetahui apa yang terjadi di masa lampau.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sama halnya dengan Museum R Hamong Wardoyo yang berlokasi di Jl Pandanaran No 19, Tegalmulyo, Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Pengunjung dapat memperoleh berbagai pengetahuan di museum itu.

Berkunjung ke museum ini tidak dipungut biaya atau tiket masuk. Pengunjung cukup menulis daftar hadir yang telah disediakan. Museum R Hamong Wardoyo buka setiap hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Khusus hari Jumat museum buka sampai pukul 12.00 WIB, sedangkan Senin tutup. Museum R Hamong Wardoyo Boyolali memiliki berbagai koleksi. Seperti diinfromasikan di laman jatengprov.go.id terdapat koleksi arca pada masa Hindu-Buddha yang terletak di lantai dasar museum.

Berbagai arca ini ditemukan di wilayah Boyolali dan merupakan benda purbakala. Selain arca sebagai benda purbakala, terdapat pula koleksi lainnya seperti diorama Kabupaten Boyolali yang menyajikan visualisasi Kabupaten Boyolali, replika Lembu Sora, replika patung Arjuna.

Kemudian ada juga kereta kencana, meriam, beberapa pusaka peninggalan Raja Keraton Solo, Paku Buwono (PB) X, serta foto-foto yang memperlihatkan wilayah Kabupaten Boyolali.

Lorong Spiral

Uniknya, untuk mencapai lantai II, pengunjung akan menyusuri lorong berbentuk spiral. Sepanjang lorong tersaji foto-foto perjalanan kisah Kabupaten Boyolali dari zaman dahulu sampai sekarang. Koleksi di lantai II museum dipamerkan foto para juara fotografi tentang Boyolali.

Kemudian suguhan pemandangan Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah barat serta hiruk pikuk keramaian kendaraan di depan museum R Hamong Wardoyo Boyolali.

Mengutip direktoripariwisata.id, nama museum yang dibangun pada 2015 itu diambil dari nama bupati ke-10 Boyolali, R Hamong Wardoyo, yang menjabat pada tahun 1947. Dari luar tampak bentuk bangunan kerucut dengan panel kaca transparan yang membuatnya disebut-sebut mirip Museum Louvre di Paris, Prancis.

“Bangunannya mirip Museum Louvre yang bagian atap penuh kaca, terus bentuknya piramida. Jadi cocok sekali untuk spot foto seperti di depan arca, kereta kencana, banyak spot fotonya,” jelas salah satu warga Siswodipuran, Boyolali, Juniawan Budi, belum lama ini.

Berdinding putih dengan dua ruang utama berbentuk segi enam, museum tersebut dibangun berlantai dua. Lantai I museum berukuran 25 meter x 20 meter, sedangkan lantai II berukuran 30 meter x 20 meter.

Museum ini dimiliki Pemerintah Kabupaten Boyolali dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali. Kabid Kebudayaan Disdikbud Boyolali, Sarji, pada Maret 2022 lalu, mengungkapkan ada 85 koleksi teregistrasi di Museum R Hamong Wardoyo.

“Kemudian ada tambahan 137 koleksi, kalau ditotal yang 200-an koleksinya. Koleksinya ada arca, baju adat pengantin khas Boyolali wahyu merapi pacul goweng, ada diorama asal usul Boyolali, meletusnya Gunung Merapi, dan lain-lain,” ungkap Sarji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya