Soloraya
Kamis, 13 Februari 2020 - 10:34 WIB

Disebut Ngelawak Tanam Pohon di Hutan Rusak, Ganjar Tak Peduli Orang Mau Nyinyir Apa

Sri Sumi Handayani  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menanam bibit pohon di Bukit Mongkrang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jateng, Rabu (12/2/2020). (Solopos-Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karanganyar, Rabu (12/2/2020). Kegiatan pertamanya di kabupaten yang dikenal dengan sebutan Bumi Intanpari itu adalah menanam bibit pohon di Bukit Mongkrang, Kecamatan Tawangmangu.

Perum Perhutani KPH Surakarta dan stakeholder terkait menyiapkan 3.000 bibit pohon jenis eukaliptus, aren, pinus, dan lain-lain. Ribuan bibit pohon itu ditanam di kompleks objek wisata Sakura Hills dan Bukit Mongkrang.

Advertisement

Mengenal Zulkifli Hasan, Ketum PAN Yang Juga Besan Amien Rais

Sejumlah jenis pohon, seperti aren, gayam, dan bambu mampu menyimpan air di dalam tanah. Oleh karena itu, Ganjar mendorong orang-orang menanam jenis pohon itu.

Advertisement

Sejumlah jenis pohon, seperti aren, gayam, dan bambu mampu menyimpan air di dalam tanah. Oleh karena itu, Ganjar mendorong orang-orang menanam jenis pohon itu.

"Kami ajak menanam pohon hingga Maret atau selama musim penghujan. Kampanye kami sampai Februari menanam. Cari lahan kritis sebanyak-banyaknya lalu tanami. Kami apresiasi sukarelawan, masyarakat yang peduli. Cuek saja dengan orang yang mencibir dan nyinyir. Enggak penting, lebih penting menanam," ujar dia sembari tersenyum.

Pada kesempatan itu, Ganjar berdialog dengan perwakilan komunitas yang mengaku peduli terhadap hutan dan pelestarian Gunung Lawu. Mereka meminta Ganjar menindak pelaku yang merusak hutan.

Advertisement

Di sisi lain Ganjar menyitir unggahan warga internet di media sosial yang mengkritik kegiatannya menanam pohon.

"Saya kaget dibilang 'Pak Ganjar ngelawak, hutan sudah rusak kok baru menanam'. Hloh, hla kalau sudah rusak enggak mau ditanami, terus Anda maunya apa? Ayo tanam, jangan berhenti! Wong [hutan] rusak banyak kok. Kalau kami mau menanam tapi dicurigai ngelawak, saya tidak mau," tutur dia saat berbincang dengan salah satu komunitas itu.

Orang nomor wahid di Jateng itu meminta kegiatan menanam bibit pohon menjadi tradisi. Ia mencontohkan menanam pohon menjadi syarat tambahan mengurus administrasi di pemerintah desa.

Advertisement

Pembunuh Mertua Sekda Lamongan Dijanjikan Rp200 Juta, Baru Dibayar Rp200.000

Ia mencontohkan syarat itu bisa dipakai saat orang tua mengurus akta kelahiran, menikah, pelajar lulus sekolah, pegawai naik pangkat, dan lain-lain. Alasan Ganjar mengusulkan hal itu karena menurutnya lahan di Jateng kritis.

"Sekarang kondisi lahan kritis. 300.000-an hektare lahan kritis. Bagaimana mengejar [menyelamatkan] itu? Ya kurangi menebang kalau itu tidak penting. Jateng menanam 11 juta pohon per tahun di lahan 22.000 hektare. Itu bentuk percepatan menanggulangi. Konsentrasi kami mata air," kata Ganjar saat berbincang dengan wartawan seusai menanam bibit pohon di Bukit Mongkrang.

Advertisement

Ganjar menyebut kondisi lahan di Desa Beruk, Kecamatan Jatiyoso rusak. Namun dia tidak menyebut wilayah secara detail. Ganjar balik bertanya kepada orang-orang yang mengaku peduli terhadap kelestarian alam.

"Beruk dulu masih bagus. Hari ini rusak. Hei, teman-teman pada dimana kalian? Makanya dari pada kita marah-marah, sekarang aksi. Aksinya apa? Harus besar-besaran menanam sampai Maret. Saya gerak hampir setiap hari. Atur dengan kesadaran dan partisipasi bersama," ungkapnya.

Politikus PDI Perjuangan tersebut juga mengingatkan Perum Perhutani KPH Solo agar memperhatikan pemberian izin investasi dan pemanfaatan hutan dengan cara membuka lahan.

Ia berharap Perhutani mengajak masyarakat sekitar berpartisipasi melalui lembaga masyarakat desa hutan (MLDH), kelompok peduli, dan lain-lain. Selain itu, Ganjar juga meminta konsep pemanfaatan hutan mengurangi jumlah pohon yang terdampak.

"Kalau mau investasi, pemanfaatan hutan yang membuka ruang ajak masyarakat. Nanti tidak sinis lagi yang muncul. Kurangi jumlah pohon yang ditebang. Kalau mau membuat ruang untuk pariwisata, meliuk saja mengikuti kontur. Tidak perlu merubah. Tanam pohon butuh waktu belasan tahun untuk tumbuh besar tetapi hanya butuh tiga menit untuk menebang," ujar pria berambut putih itu.

Ganjar Pranowo menantang setiap orang yang datang untuk menanam. Ia meminta setiap orang yang sudah menanam bibit pohon untuk mengunggah ke media sosial dan menautkannya ke akun media sosial miliknya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif