SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Petani cabai rawit di Kecamatan Manisrenggo Klaten dibikin pusing dengan merebaknya penyakit jamur anthrak noise atau pateken pada tahun ini.
Kondisi tersebut memaksa sejumlah petani memanen lebih dini demi menghindari kerugian lebih parah.

“Sekitar 50% cabai yang masih hijau korengen semua. Padahal baru berusia dua bulan,” kata Subroto, salah satu petani cabai rawit di Nangsri Manisrenggo Klaten, Kamis (23/9).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Menurut Subroto, mewabahnya pateken baru terjadi pada tahun ini. Hal itu disebabkan musim hujan yang tak henti mengguyur sejak beberapa hari terakhir ini.

“Penyebab utamanya, saya kira karena curah hujan yang tinggi. Akibatnya, tanaman cabai lembap dan berujung jamuran,” paparnya.

Selain cabai miliknya, sejumlah tanaman cabai di sekitarnya juga bernasib sama. Ujung cabainya mengalami kehitam-hitaman dan membusuk.

Kerugian ditaksir mencapai Rp 520.000/ petak atau per 1200-an meter persegi. “Itu melalui hitungan harga cabai sekarang ini yang mencapai Rp 13.000/ per kilogram,” katanya.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya