SOLOPOS.COM - Warga beraktivitas pada Solo Car Free Day (CFD) di Jl Slamet Riyadi, Solo, Minggu (25/9/2022). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Kasus meninggalnya pasien dalam perjalanan ke rumah sakit gegara mobil ambulans yang membawanya harus menempuh jarak lebih jauh guna menghindari Car Free Day atau CFD di Baki, Sukoharjo, Minggu (23/10/2022), membuat CFD tuai kritik dari warga.

Penyelenggaraan CFD yang menutup akses jalan utama dinilai lebih banyak merugikan ketimbang untung. Untuk menghindari agar hal serupa tidak sampai terjadi di CFD Solo, Dinas Perhubungan (Dishub) Solo telah menyiapkan sejumlah langkah dan skenario pencegahan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Seperti diketahui, akses bagi kendaraan prioritas seperti ambulans dan pemadam kebakaran menjadi perhatian saat penyelenggaraan CFD yang menutup jalan bagi kendaraan bermotor. Di Solo, CFD diselenggarakan di jalan protokol yakni Jl Slamet Riyadi dan setiap Minggu selalu dipadati pengunjung.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Ari Wibowo, mengatakan CFD Kota Solo termasuk kondusif meskipun tetap ada masukan atau kritik terutama terkait parkir. Dishub Solo menjamin kendaraan seperti ambulans dan damkar tetap dapat prioritas lewat saat CFD.

“Kalau CFD di Kota Solo sebenarnya sudah cukup teratur dan tertata. Semua ada koridor dan tempatnya bagi pedagang ataupun pengunjung. Wadah aktivitasnya juga terpenuhi semua, kalau ada kritik mungkin masalah parkir dan kebersihan,” ujarnya kepada Solopos.com, Rabu (26/10/2022).

Baca Juga: Tragis! Pasien di Sukoharjo Meninggal gegara Ambulans Harus Memutar Hindari CFD

Dishub telah menyiapkan skenario untuk mengantisipasi situasi. Menurut Ari, prioritas utama adalah tetap memberikan ruang dalam situasi darurat, seperti membuat jalur untuk ambulans hingga mobil pemadam kebakaran agar bisa lewat jalan utama meskipun CFD sedang berlangsung.

Lajur Kiri CFD Dikosongkan untuk Situasi Darurat

“Dalam situasi darurat tetap harus didahulukan, misal ketika ada kebakaran di Pasar Legi, akses untuk pemadam kebakaran sampai ambulans juga disediakan di lajur kiri atau jalur Batik Solo Trans [BST]. Untuk ambulans juga sama, mereka tetap bisa lewat Jl Slamet Riyadi meskipun saat CFD kalau situasinya darurat dan mereka yang datang saat CFD juga harus menyediakan ruang untuk lewat,” ujarnya.

Dishub Kota Solo juga memiliki ambulans yang berjaga di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan salah satu alasan mengapa jalur sebelah kiri dikosongkan saat CFD adalah untuk dilewati saat keadaan darurat.

Baca Juga: Disomasi Advokat Solo, Camat Colomadu: Kami Mohon Maaf Jika Terganggu CFD

“Kalau diamati yang jalur BST sebelah kiri atau sebelah utara Jl Slamet Riyadi itu memang dikosongkan atau bebas pedagang agar ketika situasi darurat bisa dilewati,” tutupnya.

Ari menerangkan keberadaan ambulans yang berjaga di depan Kantor OJK untuk mengantisipasi situasi darurat. Ia mencontohkan saat geger gara-gara menara Masjid Sriwedari diisukan ambruk.

Banyak pengunjung yang luka ringan karena jatuh atau terinjak. “Nah kami siapkan ambulans untuk kejadian-kejadian seperti itu,” jelas Ari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya