SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Ikan Balekambang Solo. (Solopos/Farida Trisnaningtyas)

Solopos.com, SOLO—Sikap Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo, Heru Sunardi, yang merekomendasikan lokasi baru Pasar Ikan Balekambang ke kawasan Pedaringan ternyata berbeda dengan pemikiran Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa.

Sebelumnya, Heru lebih memilih Pedaringan sebagai tempat baru berjualan para pedagang ikan di Pasar Ikan Balekambang. Lokasi itu dinilai mempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan Pasar Pucangsawit.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Seperti biaya atau anggaran untuk penyiapan lokasi pasar ikan yang lebih murah dibandingkan di Pasar Pucangsawit. Selain itu, menurut Heru, kawasan Pedaringan Jebres letaknya lebih strategis dibandingkan Pasar Pucangsawit.

“Kami baru mencari lokasi, di antaranya di kawasan Pedaringan dan Pasar Pucangsawit. Nanti kami laporkan kepada pimpinan terkait penetapan lokasinya dan penganggarannya. Tapi Kalau saya lebih condong ke Pedaringan,” terang dia.

Heru menyebut risiko dampak lingkungan aktivitas jual beli ikan di Pedaringan lebih kecil karena jauh dari permukiman penduduk. Padahal Wawali Solo lebih condong ke Pasar Pucangsawit untuk relokasi Pasar Ikan Balekambang.

Sebelumnya, Teguh Prakosa, menyatakan aktivitas Pasar Ikan Balekambang (PIB) akan dipindahkan. Sebab lokasi berjualan yang digunakan sekarang ini tidak sesuai peruntukan pasar, dan mereka di situ untuk sementara.

Sedangkan opsi lokasi baru untuk para pedagang ikan yang selama ini berjualan di Pasar Ikan Balekambang yaitu di Pasar Pucangsawit. “Iya [Sedang cari tempat baru], di situ bukan tempatnya. Alternatif di Pasar Pucangsawit,” tutur dia.

Tapi, menurut Teguh, Pasar Pucangsawit butuh beberapa sentuhan agar benar-benar siap bila kedatangan pedagang ikan segar. Seperti pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan bila diperlukan penjebolan beberapa tembok.

“Itu nanti dibladah yang sudah ada tempatnya. Dan itu dipinggir tidak terlalu mengganggu pusat kegiatan yang lain. Artinya itu baru alterntaif. Kan ada dua alternatif tadinya, satu di Pucangsawit, satu lagi di pinggir Pedaringan,” kata dia.

Untuk memberikan beberapa sentuhan fisik ke Pasar Pucangsawit, menurut Teguh, Pemkot Solo mesti menunggu Perubahan APBD 2023. Sebab anggaran untuk penyiapan Pasar Pucangsawit mesti dimasukkan dulu, kemudian ditetapkan.

“Kalau di Pucangsawit bisa dieksekusi perubahan. Kan pasare wes ana, gari jebol tembok, kan ora perlu berbulan-bulan. Dengan IPAL-nya. Jadi sekaligus membangun IPAL. IPAL kan dua bulan jadi. Moso koyo nek mbangun omah,” urai dia.

Terpisah, Ketua LSM LAPAAN RI Jateng, Kusumo Putro, Kamis (4/5/2023), mempertanyakan pernyataan Heru Sunardi yang justru merekomendasikan kawasan Pedaringan sebagai tempat baru pedagang Pasar Ikan Balekambang Solo.

“Kalau saya sepakat dengan Pak Wawali ke Pasar Pucangsawit saja. Kan bisa untuk hidupkan pasar itu yang memang sudah mati suri. Para pedagang berjualan berdampingan. Orang ke pasar kan juga beli bumbu, dan kebutuhan lain,” ujar dia.

Kusumo juga menilai pemindahan pedagang Pasar Ikan Balekambang ke Pasar Pucangsawit justru lebih efisien. “Kan itu tingal dibenahi sedikit, seperti menyiapkan IPAL, atau mengubah kios-kiosnya disesuaikan dengan kebutuhan,” tutur dia.

Kusumo meminta agar pengelolaan aktivitas para pedagang ikan di lokasi baru dilakukan oleh Dinas Perdagangan. Dengan begitu akan jelas perhitungan pendapatan asli daerah (PAD) Pemkot Solo dari aktivitas tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya