SOLOPOS.COM - Lapak hewan kurban di Jl Monginsidi, Kecamatan Jebres, Solo, Rabu (5/6/2024). (Solopos.com/Ahmad Kurnia Sidik)

Solopos.com, SOLO–Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispangtan) Solo memprediksi jumlah pemasukan serta pemotongan hewan kurban selama Hari Raya Iduladha 2024 meningkat 10% dari tahun sebelumnya.

Kepala Bidang Veteriner Dispangtan Solo, Agus Sasmito, menyampaikan bahwa jumlah hewan kurban yang masuk dan disembelih di Solo pada 2023 lalu sebanyak 9.098 ekor, dengan persebaran sapi 3.139 ekor, kambing 5.629 ekor, dan domba 330 ekor.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kami memprediksi peningkatan jumlah pemasukan dan pemotongan hewan kurban pada tahun ini sekitar 10% dengan asumsi berdasarkan jumlah tahun kemarin,” ungkap Agus saat ditemui Solopos.com, Rabu (5/6/2024) pagi.

Faktor yang menjadi penentu kenaikan itu, menurut Agus, selain sudah tidak adanya pandemi yang mempengaruhi ekonomi warga serta wabah yang menyerang hewan cenderung terkontrol, juga harga dari hewan-hewan tersebut. Kenaikan 10% itu, lanjut dia, akan didominasi oleh kambing atau domba.

“Kalau dulu orang cenderung urunan untuk beli sapi. Kalau sekarang sepertinya lebih memilih kambing,” ungkap Agus.

Lebih lanjut, ia juga menerangkan bahwa sejatinya tiap tahun terus mengalami kenaikan dengan pengecualian saat wabah corona menyerang beberapa tahun lalu. Ia kemudian mencoba membuktikan bahwa jumlah 9.098 hewan kurban pada 2023 itu merupakan peningkatan sebanyak 16% dari jumlah hewan kurban pada 2022 lalu. Tak heran pada 2024 Ini bakal ada kenaikan sebesar 10%.

“Tapi untuk kenaikan itu akan bisa dilihat biasanya mendekati Iduladha, sekitar H-7 hingga H-1,” kata Agus.

Karena banyaknya pemasukan dan pemotongan hewan selama musim kurban ini, Dispangtan Solo juga telah menyiapkan langka-langka untuk mengawasi persebaran hewan kurban. Sebab, kata Agus, sekitar 99% hewan kurban yang masuk dan disembelih itu berasal dari luar Solo, seperti Wonogiri, Karanganyar, Sragen, dan Boyolali.

Dispangtan Solo, beberapa waktu lalu, kata Agus, telah menggelar pelatihan pemotongan hewan untuk beberapa pengurus masjid di Solo dengan sasaran sekitar 50 peserta yang tersebar.

Selain itu, Dispangtan Solo juga membentuk tim pemantauan dan pemeriksaan hewan sejak akhir Mei 2024 lalu. Tugasnya ialah mengawasi masuknya hewan kurban di lapak-lapak hewan kurban, serta melakukan pemeriksaan di tempat pemotongan hewan yang ada di Solo.

“Nanti diletakkan satu tim untuk satu kecamatan se-Solo. Jadi ada lima tim secara keseluruhan. Tim itu terdiri atas pegawai Dispangtan Solo, dibantu oleh mahasiswa magang dari UNS Solo, dan PDHI atau Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Solo,” ungkap Agus.

Terakhir, Agus mengimbau agar warga benar-benar memperhatikan beberapa hal ketika hendak memilih hewan kurban. Selain memperhatikan syarat usia serta kesehatan hewan, juga asal hewan kurban tersebut.

“Pilihlah hewan kurban yang bukan berasal dari tempat-tempat rawan wabah, seperti PMK [Penyakit Mulut dan Kuku], LSD [Lumpy Skin Disease], Antraks, dan sebagainya, berhati-hati dalam memilih hewan kurban,” jelas dia.

Sementara itu, salah satu penjual hewan kurban asal Tegalharjo, Kecamatan Jebres, Solo, Danis Kustrianto menyampaikan bahwa hingga saat ini, Rabu (5/6/2024), beberapa warga sudah ada yang mulai mencari dan membeli hewan kurban, walaupun belum tampak peningkatan.

“Biasanya mulai H-7 nanti bakal ramai [pembeli hewan kurban],” ungkap Danis saat ditemui Solopos.com di lapaknya di Jl Monginsidi, Kecamatan Jebres, Solo, Rabu (5/6/2024).

Danis mengaku mulai membuka lapaknya itu sejak beberapa hari lalu. Dan saat Solopos.com temui, setidaknya, kata dia, ada 150 ekor kambing di situ dan 90 diantaranya sudah terbeli dan diinapkan oleh pembeli hingga nanti H-1 Iduladha baru akan diambil oleh mereka.

“Untuk kisaran harga mulai dari Rp1,5 juta hingga Rp5 juta. Harga itu termasuk penginapan hingga H-1 kurban dan pakannya,” kata dia.

Lebih lanjut, selain menjual di lapak, Danis juga menjual hewan kurban lewat dalam jaringan (daring atau online). Dia mengaku baru saja berhasil menjual setidaknya 13 ekor dari pelanggan asal Jogjakarta. Dan dia yang sudah berjualan di lapak itu sejak sembilan tahun lalu, optimis penjualan hewan kurban pada tahun ini akan meningkat.

Saat ditanya tentang asal dari hewan kurban yang dijualnya itu, Danis menjawab bahwa berasal dari beberapa daerah, seperti Wonogiri dan Sragen.

“Per harinya, saya mendatangkan lebih-kurang 20 ekor. Dari Sragen biasanya datang pada siang hari. Kalau dari Wonogiri datangnya pada malam hari. Karena memang di sini buka 24 jam selama musim kurban,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya