Soloraya
Kamis, 11 April 2013 - 09:11 WIB

Disperindag Sukoharjo Prioritaskan Solar untuk Petani

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang pekerja membajak sawah dengan traktor di Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Rabu (10/4/2013). (Iskandar/JIBI SOLOPOS)

Salah seorang pekerja membajak sawah dengan traktor di Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Rabu (10/4/2013). (Iskandar/JIBI SOLOPOS)

SUKOHARJO–Kepala Disperindag Sukoharjo, Sriyono mengatakan saat solar sulit di dapat di lapangan seperti sekarang ini pihaknya berjanji memrioritaskan solar ke para petani.  Karena mereka dinilai sebagai salah satu kelompok yang rentan kekurangan solar dan berdampak sosial luas.

Advertisement

“Kalau mereka sampai tidak bisa mengoperasikan traktor atau mesin tleser kasihan. Sebab padi yang mereka panen tidak bisa segera diselep [digiling]. Padahal kalau cuaca tidak menentu seperti sekarang ini, bisa jadi padi yang tidak segera kering akan membusuk. Kalau dipaksa diselep, nanti beras akan patah sehingga menurunkan kualitas,” ujar dia ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (10/4/2013) siang.

Kendati dia tak setuju keberadaan solar di Sukoharjo dikatakan langka, dia mengakui masyarakat kesulitan mencari solar. Hal itu terjadi karena pemerintah dinilai membatasi kuota solar bersubsidi di sejumlah SPBU di daerahnya. Karena itu pihaknya yang siang itu akan mengikuti rapat dengan Hiswana Migas di Solo, akan menanyakan persoalan tersebut. Masyarakat Sukoharjo yang butuh solar dinilai cukup banyak. Hanya saja dia mengaku tak tahu secara persis berapa kebutuhan riil solar di Sukoharjo. Karena selama ini Pertamina dianggap tak pernah memberi laporan kepadanya.

Silakan Dinaikkan

Advertisement

Secara terpisah salah seorang petani di Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Suparno, 56, mengatakan kira-kira sejak dua pekan ini kesulitan mendapatkan solar bersubsidi. Karena sejumlah SPBU di Sukoharjo banyak yang kehabisan solar bersubsidi. Padahal dia yang juga tukang traktor itu mengaku telah menyanggupi para petani untuk menggarap 70 petak sawah mereka.

“Daya satu hari paling tidak harus mendapat 10 liter solar. Kalau solar sulit di dapat seperti sekarang ini, alamat pekerjaan saya tidak rampung 10 hari seperti biasanya.”

Biasanya para petani yang meminta jasa Suparno mendesak agar pengerjaan sawah segera dirampungkan. Sebab para petani juga ingin segera menanam benih padi yang telah mereka semai. Dia menambahkan tak keberatan seandainya harga solar bersubsidi dinaikkan. Sebab dengan demikian pihaknya segera bisa membuat standar harga baru ongkos traktor dengan para pemilik sawah.

Advertisement

“Saya kira kalau kenaikan solar Rp500 sampai Rp1.000 per liter masih bisa diterima. Daripada seperti sekarang ini, pekerjaan kami menjadi terhambat,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif