Soloraya
Jumat, 9 Desember 2011 - 10:37 WIB

Dispertan Klaten jamin tak ada kelangkaan pupuk

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi. (dok JIBI/Harjo)

ilustrasi. (dok JIBI/Harjo)

Klaten (Solopos.com)--Dinas Pertanian (Dispertan) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten menjamin tak akan ada kelangkaan pupuk urea sepanjang tahun 2012 mendatang.

Advertisement

Hal tersebut seperti dikemukakan Pelaksana tugas (Plt) Dispertan Klaten, Wahyu Prasetyo saat ditemui wartawan di kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Pemkab Klaten, Kamis (8/12/2011).

Menurut Wahyu, penyebab kelangkaan pupuk yang terjadi beberapa tahun lalu dikarenakan penggunaannya yang serampangan oleh kalangan petani sendiri.

”Idealnya penggunaan pupuk urea itu mencapai 250 kg/hektare. Akan tetapi, pada waktu itu petani menggunakan pupuk urea lebih dari 250 kg/hektare. Bahkan, ada yang menggunakan pupuk sampai 300 kg/hektare sehingga mengakibatkan petani lain tidak kebagian jatah,” urai Wahyu.

Advertisement

Dispertan Klaten, kata Wahyu sudah mengajukan pengadaan pupuk urea sebanyak 30.000 ton kepada PT Pusri untuk tahun 2012 mendatang.  Pengajuan itu sesuai dengan permintaan dari kalangan petani yang disampaikan melalui kelompok tani di masing-masing desa. Tahun 2011 lalu, Dispertan Klaten mengajukan pengadaan pupuk urea sebanyak 30.500 ton. Akan tetapi, penyerapan pupuk urea selama 2011 ini hanya mencapai 51% atau 15.546 ton.

Tidak maksimalnya penyerapan pupuk selama 2011, kata Wahyu, dikarenakan terjadinya gagal panen berkepanjangan. ”Banyak penyalur pupuk yang merugi akibat penyerapan pupuk tidak maksimal. Bupati juga sudah mengeluarkan SE untuk menghentikan masa tanam selama dua bulan dalam rangka memutus siklus hama. Jadi wajar jika penyerapan pupuk tidak maksimal sepanjang tahun 2011 ini,” terang Wahyu.

Sementara itu, Sekretaris Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Klaten, Atok Susanto mengimbau kalangan petani mengurangi pengunaan pupuk urea demi menjaga kesuburan tanah. Menurutnya, sebagian petani di Klaten saat ini sudah beralih menggunakan pupuk organik.

Advertisement

”Sebagian petani sudah mengambil hikmah dari gagal panen selama dua tahun berturut-turut. Mereka mulai sadar bahwa penggunaan pupuk organik justru lebih aman bagi tanaman,” terang Atok.

(mkd)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif