SOLOPOS.COM - Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menanggapi rencana konversi penggunaan kompor gas ke kompor listrik di Kantor Kecamatan Masaran, pada Rabu (21/9/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyurati Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terkait distribusi set top box (STB) yang tidak melibatkan Pemkab Sragen. Pemkab Sragen tak tahu siapa saja penerima bantuan STB itu dan apa kriterianya.

Distribusi STB yang tidak jelas itu membuat warga Sragen di perdesaan resah. Bahkan keresahan itu diklaim melebihi keresahan mereka karena tidak memiliki beras.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hal tersebut disampaikan Bupati Yuni, Kamis (8/12/2022). Ia mengklaim menangkap keresahan warga saat meninjau pasar murah kemarin. Warga saat itu bukannya bertanya tentang sembako atau pasar murah, tetapi justru soal STB. Mereka resah tak bisa lagi menonton TV karena siaran tv analog sudah dihentikan pemerintah dan berganti ke siaran digital.

“Warga itu bilang, ‘kami ini orang kecil, nonton TV saja enggak isa.’ Ternyata masalah TV analog itu membikin resah warga. Mereka, warga miskin suka melihat sinetron. Keresahan mereka lebih parah tidak bisa melihat TV daripada kelaparan. Melihat TV itu bagian dari healing bagi mereka. Mereka tak bisa melihat TV karena tidak punya STB karena barangnya tidak ada dan harganya mahal,” jelas Yuni.

Baca Juga: Harga STB Kian Mahal, Warga Sragen Berharap Bantuan

Dia menjelaskan informasi dari Dinas Kominfo Sragen, ada jatah bantuan STB sebanyak 29.000 unit. Tetapi Pemkab tidak diajak koordinasi. Yuni menerangkan sampai sekarang Pemkab tidak bisa mengecek distribusi 29.000 unit STB itu seusai sasaran atau tidak.

“Yang sudah menerima STB berapa? Yang belum menerima berapa? Semua tidak bisa diketahui. Bahkan ada yang tidak punya TV justru malah dapat STB. Kasus-kasus seperti itu tidak bisa dideteksi. Saya minta Diskominfo Sragen berkirim surat ke Kemenkominfo terkait distribusi STB yang sudah membuat resah warga Sragen,” jelasnya.

Yuni juga menyatakan Pemkab tidak akan mengadakan pembagian STB. Alasannya karena bukan Pemkab yang mengubah TV analog ke TV digital.

Kepala Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Pri Hartono, langkanya  STB  otomatis membuat resah warga desa. Pasalnya, hidup warga kecil yang kebanyakan petani sudah susah dengan tak maksimalnya hasil pertanian, ditambah lagi tidak bisa menonton TV.

Baca Juga: ASO TV Analog Dilanjutkan di 6 Wilayah, Ini Daftarnya

“Di saat situasi berat itu, petani masih harus dihadapkan pada melambungnya harga STB sampai Rp475.000 per unit. Banyak warga yang mengeluh karena enggak kuat membeli STB yang harganya melejit itu,” jelas Pri.

Dia mengaku ada pembagian STB gratis di desanya beberapa waktu lalu. Namun dia meragukan ketepatan sasaran bantuan tersebut. ” Katanya justru yang mampu mendapat STB,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya