SOLOPOS.COM - Alan Fatahillah, 39 menyeduh kopi manual di motor miliknya di persawahan Gawok, Gatak, Sukoharjo, Sabtu (8/4/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Penjual kopi keliling yang biasa mangkal di pinggir sawah kini mulai ngetren di Sukoharjo. Para penjual ini menyeduh atau brewing kopi secara manual layaknya di kafe-kafe kopi kekinian meski dengan alat yang terbatas yang diletakkan di atas sepeda motor.

Banyak yang menjulukinya dengan nama Starling, kependekan dari Starbuck keliling. Usaha ini yang dilakukan oleh Alan Fatahilah, warga Palur, Kabupaten Karanganyar yang kini tinggal di Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pria 39 tahun ini berkeliling berjualan kopi menggunakan Honda Grand Astrea tuanya. Biji kopi, gula, dan semua perlengkapan penyeduh kopi ia susun sedemikian rupa sehingga bisa diangkut di atas sepeda motornya.

Dalam perbincangan dengan Solopos.com pada Sabtu (8/4/2023), Alan mengaku telah berkecimpung di dunia perseduhan kopi sejak 2019. Ia memilih menjual kopi asli, bukan kemasan dengan alasan tersendiri.

“Sekalipun banyak penjual kopi saset keliling atau manual brewing, buat saya sih konsep, resep atau seduhan, dan lainnya bisa ditiru, tapi kalau rezeki kan tidak. Kami biasanya juga malah saling sharing resep, biji kopi, alat, dan lainnya” jelas Alan ringan saat ditanya terkait persaingan bisnis Starling di Soloraya.

Dengan berbekal motor berkecepatan 40km/jam itu Alan biasa menjajakan kopinya sekitar pukul 16.00 WIB. Dia biasanya mangkal di persawahan Gatak, dekat Stasiun Gawok. Berbekal sosial media, dia memilih menarik pengunjung dengan membuat story melalui laman Instagram nya @ngopi_nengmotor.

Hal itu ia lakukan mengingat lapaknya tak permanen dan sangat bergantung cuaca. Bila hujan turun berarti ia harss lebih bersabar. Jadwal buka yang tak pasti tak menyurutkan pecinta kopi mampir ke lapak kelilingnya. Pelanggannya datang dari berbagai kalangan. Terkadang anak-anak muda, banyak pula dari kalangan orang dewasa bahkan paruh baya.

Mereka biasanya dijamu dengan kursi lipat yang dia bawa berkeliling di atas motornya. Tak hanya itu dia juga membawa matras bagi penikmat kopi yang ingin nyore sambil lesehan di pinggir sawah. Lokasinya yang dekat dengan rel kereta juga menyuguhkan suasana sore yang syahdu sambil melihat wara-wirinya kereta.

Starling sukoharjo
Alan Fatahillah, 39 menyeduh kopi manual di motor miliknya di persawahan Gawok, Gatak, Sukoharjo, Sabtu (8/4/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Berawal dari hobinya ngopi, Alan memilih menjajakan kopi manual brewing meski serbuan starling dengan kopi saset menjamur. Sebab menurutnya manual brewing menjadi ciri khas kopinya di antara para pesaing.

Dia menyadari sajian manual brewing memiliki tantangan tersendiri. Misalnya dari sisi harga, kopi saset terbilang lebih menguntungkan jika dibanding manual brewing. Namun dia tetap bertahan untuk memberikan wadah bagi pecinta kopi menikmati sajian manual brewing dengan harga miring.

“Kalau saya awalnya sudah demen ngopi, bukan berarti mengesampingkan kopi saset. Saya sendiri sudah mengurangi kopi saset, terutama kopi manis,” urai Alan.

Menurutnya, kunci orang berjualan kopi manual brewing bukan sekadar rasa, karena setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda. Untuk menambah daya tarik dan membuat pelanggan nyaman, Alan memilih memaksimalkan pelayanan. Salah satunya dengan obrolan renyah dengan pelanggan.

Ia mengaku kerap mendapat kritik dari pembeli, entah itu tentang seduhan, kopi, bahkan airnya. Namun ia menerima segala kritikan itu untuk membuat pelayanannya lebih baik lagi.

Di Stalingnya, pria bertato ini tidak hanya menjual kopi, ada juga teh dan minuman cokelat. Menu yang disajikan berupa kopi v60/filter yang dibandrol dengan harga Rp11.000-Rp13.000/cangkir, kopi robusta Rp10.000/cangkir, kopi tubruk origin, klasik hingga susu dengan harga bervariasi.

Harga-harga tersebut, menurut Alan, jelas lebih murah dibanding sajian kopi di kedai maupun coffee Shop. Dia juga menawarkan private brewing bagi penikmat kopi yang ingin memesan kopinya untuk langsung disajikan ke lokasi pembeli. Pembeli hanya perlu memesan minimal 10 cangkir kopi filter tanpa perlu membayar biaya tambahan untuk transportasi.

Pria yang pernah menjajal berjualan kopi di gerobak ini menyebut harga pokok penjualan (HPP) coffee shop cukup tinggi. Belum lagi omzet yang harus terpotong pajak makanan dan minuman juga tak murah. Biaya maintenance, pegawai, hingga alat menguras duit. Usaha berkonsep kedai pun, menurutnya, setali tiga uang.

“Gerobak stay pun percuma. Kadang kalau ramai ya ramai banget, kalau sepi ya sepi banget. Padahal harus tetap bayar biaya sewa tempat. Jadi saya lebih tertarik jemput bola karena HPP yang keluar paling hanya bensin sama service motor,” ujar Alan yang pernah berjualan kopi saset keliling di Jakarta.

Dalam sehari ia bisa mengantongi omzet Rp200.000 dan bisa lebih jika ia berjualan pagi dan sore. Selain di pinggir sawah di Gatak,  Alan juga membuka lapak pagi di belakang Sriwedari Solo sejak pukul 06.30 WIB. Pada pagi hari omzet yang dikantonginya  Rp100.000 sementara lapak sorenya mencapai Rp70.000-Rp100.000 jika tak hujan.

Dia sendiri menekuni manual brewing setelah sebelumnya tertantang oleh celetukan rekannya. Saat itu temannya menanyakan padanya apakah mungkin dia akan terus berjualan minuman sachet tanpa ada perkembangan. Dari sana sejak 2019 dia mulai menekuni dunia kopi utamanya manual brewing. Ngopi Neng Motor sendiri berjalan sejak Desember 2022 setelah dia menjajal berjualan kopi di gerobak hingga kedai.

Pria yang pernah bekerja di dunia food and beverage itu berharap ke depan dia memiliki merek kopinya sendiri. Mulai dari pemilihan biji hingga pengemasannya. Sebab saat ini pihaknya masih menitipkan ke rekannya jika harus meroasting kopi. “Karena keterbatasan alat jadi ada proses yang harus nitip ke teman. Ke depan setelah Lebaran pengin juga bikin menu latte,” harap Alan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya