SOLOPOS.COM - Jembatan penghubung Desa Kliwonan dan Desa Jati di Kecamatan Masaran, Sragen, putus lantaran diterjang banjir, Sabtu (24/12/2022) (Istimewa/Suratman)

Solopos.com, SRAGEN — Jembatan antardesa yang menghubungkan Desa Kliwonan dengan Desa Jati di Kecamatan Masaran, Sragen, putus diterjang banjir, Jumat (23/12/2022) malam. Akibatnya, warga Dukuh Bayur, Desa Kliwonan yang hendak ke Dukuh Condong, Desa Jati, harus melewati jalur alternatif yang lebih jauh sekitar 1 km.

Camat Masaran, Suratman, menerangkan jembatan yang putus itu dibangun pada 2014 di atas Sungai Grompol. Awalnya ada barongan bambu yang menyumbat lorong jembatan yang melintang Sungai Grompol. Tekanan air dari hulu yang besar mengakibatkan pilar penyangga jembatan tak mampu menahan sehingga roboh. Badan jembatan pun putus.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Jembatan yang putus itu mengakibatkan akses dua dukuh terganggu. Akses tersebut harus memutar ke jalur alternatif yang jauhnya 0,5-1 km. Yang jelas tidak ada warga yang terisolasi. Tadi Pak Sekda, DPU [Dinas Pekerjaan Umum], dan BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] sudah survei jembatan tersebut,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (24/12/2022).

Selain jembatan, Puskesmas Masaran 2 yang cukup dekat dengan Sungai Grompol juga ikut kebanjiran pada Jumat malam. Akibatnya ada lima pasien yang harus dievakuasi.

Baca Juga: Puskesmas Masaran 2 Sragen Kebanjiran, 5 Pasien Dievakuasi

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Hargiyanto, telah meninjau sejumlah lokasi yang terdampak banjir, seperti di Jembatan Bayur, Puskesmas Masaran 2, dan di Musuk, Kecamatan Sambirejo. “Tadi saya mengajak DPU dan BPBD. Kami masih mengkaji dulu pada Senin besok untuk menentukan kebijakan yang tepat atas dampak banjir itu. Yang jelas untuk Puskesmas Masaran 2 akan direlokasi. Kemungkinan di 2023,” kata dia.

Hargiyanto menerangkan jembatan itu penghubung jalan desa sehingga dulunya yang membangun pemerintah desa. Dia memastikan ada jalan alternatif bagi warga.

Bukan Wewenang Pemkab

Kepala DPU Sragen, R. Suparwoto, mengatakan penanganan jembatan desa yang putus itu masih dibahas. Sebenarnya, menurut dia, pembangunan jembatan tersebut bukan wewenang Pemkab.

“Jembatan itu panjangnya 22 meter, lebarnya 3 meter, dan tinggi dua pilar jembatan 2 meter dengan bentangan berjarak 3 meter,” jelasnya.

Baca Juga: 3 Sungai di Sragen Meluap Genangi Jalan, Rumah Warga, Hingga Puskesmas

banjir sragen
Pegawai Puskesmas Masaran 2 Sragen berjaga-jaga lantaran semua ruang tergenang air luapan Sungai Grompol, Jumat (23/12/2022) malam. (Istimewa/Didik Haryanto)

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinskes) Sragen, Didik Haryanto, mengatakan air mulai masuk Puskesmas Masaran 2 sekitar pukul 20.30 WIB. Banjir sempat setinggi lutut orang dewasa sehingga menggenangi semua ruangan di puskesmas. Lima pasien rawat inap terpaksa dievakuasi.  Empat pasien di antaranya membaik diputuskan untuk dipulangkan dan satu lainnya pasien persalinan.

“Untungnya sebelum air masuk menggenangi puskesmas sudah diingatkan Tim SAR MTA sehingga petugas bisa menyelamatkan barang-barang supaya tidak tergenang. Untuk pasien persalinan setelah melahirkan langsung dievakuasi ke klinik swasta terdekat. Alhamdulillah bayi dan ibunya selamat,” jelasnya.

Pascabanjir, para pegawai Dinskes dan Puskesmas Masaran 2 kerja bakti  bersih-bersih lokasi supaya bisa digunakan untuk pelayanan masyarakat. Didik berharap lokasi puskesmas dipindah ke tempat yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya