SOLOPOS.COM - Ketua Tim Kerja Apresiasi dan Literasi Musik, Edi Irawan, saat diwawancara wartawan di Graha Saba Buana, Kamis (28/3/2024). Program Kita Cinta Lagu Anak (KILA) upaya untuk memperkenalkan lagu anak ke anak. (Solopos.com/Ahmad Kurnia Sidik)

Solopos.com, SOLO–Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berjanji akan terus mendorong dan membesarkan ekosistem lagu anak di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Kerja Apresiasi dan Literasi Musik, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Edi Irawan, di Graha Saba Buana, Kamis (28/3/2024).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Edi menjelaskan sejauh ini yang telah dilakukan pemerintah dalam upaya memasifkan lagu anak di Indonesia salah satunya lewat program Kita Cinta Lagu Anak (KILA). Di program itu, lanjut Edi, ada berbagai agenda, mulai dari penciptaan, perekaman, hingga pementasan lagu anak.

Adapun sebab munculnya kesadaran akan pentingnya lagu anak untuk anak-anak Indonesia, menurut Edi, karena keprihatinan terhadap kondisi anak-anak di Indonesia saat ini yang kurang mendapatkan asupan sesuai umur.

“Memang ada bintang anak-anak kita di lokal maupun internasional. Tetapi kebanyakan menyanyikan lagu yang kurang sesuai untuk anak, ya contohnya, mohon maaf [lagu] ojo dibanding-bandingke. Nah, berangkat dari keprihatinan itu kami ada direktorat yang memang dibentuk untuk mengantisipasi hal seperti itu,” kata Edi saat diwawancara wartawan di Graha Saba Buana, Kamis (28/3/2024).

Sementara itu, yang menjadi kendala sekaligus tantangan dalam memasifkan lagu anak, menurut Edi, adalah dunia investasi di bidang lagu anak yang belum berkembang. Banyak investor yang menganggap ketika menginvestasikan uangnya untuk industri lagu anak tidak akan mendatangkan banyak uang.

“Orang memandang kalau investasi di bidang lagu anak belum tentu mendatangkan keuntungan yang baik seperti lagu-lagu pop lain,” jelasnya.

Sehingga intervensi pemerintah dibutuhkan, selain untuk terus memasifkan, namun juga memperkenalkan ke khalayak bahwa lagu anak penting dan bisa bersaing di kancah musik nasional. Edi memberi contoh salah satunya melalui program KILA yang telah berjalan lebih kurang 4 tahun lamanya.

“KILA ini salah satu bukti bahwa tak selamanya lagu anak tidak menarik. Di KILA ada banyak tema yang bisa dihadirkan, terutama antiperundungan dan kekerasan, serta intoleransi yang saat ini menjadi perhatian dunia pendidikan. Di samping ada juga tema yang menunjukkan kekayaan Indonesia yang bisa memupuk kecintaan terhadap Indonesia dan internalisasi nilai-nilai yang baik untuk anak Indonesia,” kata dia.

Kendala dan tantangan lainnya adalah dunia digital yang serba cepat seperti saat ini. Dalam merespon ini, lanjut Edi, dibutuhkan kesadaran untuk bekerja sama dengan banyak pihak.

“Selain menggandeng orang-orang lawas, saat ini kami juga sedang coba gandeng bintang-bintang muda, seperti Sherina, Joshua, dan sebagainya agar mau terlibat dalam program ini secara khusus dan memajukan lagu anak di Indonesia secara umum,” kata dia.

Saat ditanya apakah ada upaya untuk memasukkan materi lagu anak ke dalam kurikulum, Edi menjawab, bahwa hal itu sudah mulai diterapkan. Apalagi mengingat kurikulum yang berlaku sekarang adalah kurikulum merdeka yang memungkinkan guru dan murid bisa menerapkan berbagai cara yang menarik dalam proses kegiatan belajar dan mengajar.

“Karena memang [menggunakan lagu anak] menarik untuk belajar. Secara motorik berjalan. Namun, mengubah ini tidak gampang, harus perlahan-lahan dalam penyadaran,” kata dia.

Ia percaya melalui lagu bisa membuat perubahan besar ke arah yang baik dan menyenangkan.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Abdul Haris Alamsyah, mengaku sangat mendukung program memajukan lagu anak. Ia juga akan mendorong sekolah-sekolah untuk mulai memperkenalkan lagu anak.

“Ke depannya kami akan mendorong sekolah yang berada di bawah pengawasan kami untuk mulai memperhatikan lagu-lagu anak, mulai dari guru hingga murid, semua akan diajak. Tentu sebelum itu harus ada pembicaraan terlebih dahulu dengan Disdik perihal ini,” kata dia saat diwawancara, Kamis (28/3/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya