SOLOPOS.COM - Warga mengecek kondisi pembibitan tanaman cabai di mini green house Dusun Batuwarno, Desa/Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, Jumat (17/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Para petani Dusun Batuwarno RT 001/RW 004, Desa/Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, memiliki cara untuk bertahan di tengah situasi pertanian yang sulit. Mereka menanam tanaman hortikultura secara kolektif di kebun bersama.

Hal itu sebagai awal mewujudkan ketahanan pangan desa dan meningkatkan perekonomian melalui pertanian. Inisiator program tanam kolektif Dusun Batuwarno, Edi Doli, mengatakan warga desa sudah mulai menanam tanaman hortikultura dan palawija sejak tiga bulan sebelumnya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Selama ini warga hanya menanam tanaman pangan seperti padi, jagung, dan singkong. Mereka menanam itu hanya sebagai rutinitas tahunan dan melanjutkan pekerjaan orang tua, belum berorientasi pada hasil.

Hasil panen dari pertanian dengan cara itu pun tidak menghasilkan untung banyak. Bahkan kerap merugi karena hama kera yang menggasak tanaman-tanaman di kebun atau sawah warga.

Potensi keuntungan dan peningkatan ekonomi dengan pola pertanian seperti itu sangat minim. Padahal lahan di Batuwarno, Wonogiri, cukup potensial untuk menjadi lahan pertanian produktif yang menguntungkan bagi petani.

“Dari situ, kami mulai buat kelompok tani yang terdiri atas warga satu RT sini. Kami namakan Kelompok Tani Maju Bareng. Tujuannya pertamanya belajar bertani secara baik dan benar, serta menguntungkan,” kata Edi kepada Solopos.com, Minggu (19/3/2023).

Belajar dari Nol

Para warga yang mayoritas bekerja sebagai petani tersebut mulai belajar lagi pertanian hortikultura dari nol seperti bagaimana cara pembibitan, pembuatan pupuk, olah tanah, dan penanaman.

Meski basisnya petani, proses belajar itu tidak selalu berjalan lancar. Beberapa bibit tanaman tidak berhasil tumbuh. Kegagalan itu mereka pelajar hingga akhirnya bisa berhasil.

“Hasil pembibitan itu sekarang sudah mulai ditanam di kebun bersama. Kebun itu milik orang yang diizinkan agar kami tanami untuk belajar,” ujar petani asal Batuwarno, Wonogiri, itu.

Pantauan Solopos.com di kebun tersebut pada Jumat (17/3/2023), beberapa tanaman sudah berhasil ditanam dan mulai tumbuh. Tanaman itu di antaranya terung, kacang panjang, dan cabai. Luas kebun itu tidak sampai 2.000 meter persegi.

Tapi, kata Edi, lahan itu menjadi laboratorium praktik pertanian bagi warga. Mereka setiap hari ketika pagi sebelum bekerja meladang atau buruh tani, menengok kebun.

Begitu pula selepas pulang kerja, mereka merawat secara bersama sekaligus mengamati perkembangan tumbuh kembangnya. Selain di kebun kolektif, para warga juga menanam tanaman hortikultura di pekarangan rumah masing-masing menggunakan media tanam pot atau polybag.

Pengamatan Solopos.com pada Jumat siang itu, banyak rumah-rumah warga di lingkungan tersebut menanam tanaman hortikultura di pekarangan rumah menggunakan polybag. Beberapa tanaman milik petani Batuwarno, Wonogiri, sudah mulai berbuah, tapi lebih banyak yang masih dalam proses pertumbuhan tanaman.

Budidayakan Alpukat

Program tersebut dinilai akan mewujudkan ketahanan pangan desa dan mendongkrak kesejahteraan warga. Rencananya, hasil panen dari kebun kolektif dan pekarangan rumah warga akan dikonsumsi sendiri dan dikumpulkan untuk dijual ke pasar.

“Ini masih tahap belajar bersama. Ke depan jika ini berhasil, kami bakal memperluas lahan dengan cara menyewa. Harapannya, ketika semua sudah bisa menanam. Mereka juga bisa menanam itu di lahan masing-masing,” jelas Edi.

Selain hortikultura, saat ini mereka juga mulai menanam alpukat. Lebih dari 900 bibit alpukat sudah ditanam di kebun-kebun warga. Mereka menargetkan menanam alpukat sebanyak 1.500 pohon.

Tak hanya itu, mulai pekan ini, para petani anggota Kelompok Tani Maju Bareng, Batuwarno, Wonogiri, mulai menanam singkong kingkong, yaitu jenis singkong berukuran jumbo. “Kelompok tani ini masih dalam proses legalitas agar terdaftar sebagai kelompok tani di Pemerintah Kabupaten Wonogiri,” katanya.

Ketua Kelompok Tani Maju Bareng Batuwarno, Suryanto, menyampaikan warga benar-benar serius melaksanakan program bertanam kolektif tersebut. Bahkan mereka menyempatkan waktu saat malam hari untuk pembenihan dan pembibitan.

Terbaru mereka menyetek tanaman singkong saat malam dan sore hari. Hal itu dilakukan karena mereka saat siang harus bekerja sebagai buruh tani dan sebagainya.

“Selama ini kami bertani sekadar menanam. Hasil yang didapatkan enggak banyak. Dengan belajar seperti ini harapan kami bisa meningkatkan ekonomi. Kalau mengandalkan pertanian yang sekarang, sulit,” ujar Suryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya