SOLOPOS.COM - warga di Dukuh Jatisari, Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen, menunjukkan salah satu kambingnya yang masuk angin di kandangnya, Selasa (29/8/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Soloos.com, SRAGEN — Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sragen turun tangan untuk menangani kasus kematian kambing mendadak di Desa Tanggan, Kecamatan Gesi.

Kematian kambing pertama kali terjadi pada Sabtu (26/8/2023). Dalam sehari, ada 17 ekor kambing yang mati. Jumlahnya terus bertambah hingga Senin (28/8/2023), dengan total 50 ekor kambing mati.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Petugas DKP3 Sragen langsung turun ke Desa Tanggan untuk melakukan penyelidikan. Mereka mengambil sampel tanah dan pakan ternak untuk dianalisis di laboratorium.

“Kami menduga kematian ternak ini akibat cuaca ekstrem,” kata Subkoordinator Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner DKP3 Sragen, Ana Margaretha, Rabu (30/8/2023).

Ana mengatakan, suhu udara yang sangat panas di siang hari dan dingin di malam hari membuat ternak rentan dehidrasi dan terserang penyakit.

Selain mengambil sampel, petugas DKP3 Sragen juga melakukan pengobatan massal ternak di Desa Tanggan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit.

“Kami juga mengimbau kepada warga untuk menjaga kebersihan kandang ternak dan memberikan pakan yang bergizi,” kata Ana.

Kematian 50 ekor kambil tersebut membuat warga pemilik ternak merugi hingga seratusan juta rupiah. “Kematian itu terjadi sejak sepekan lalu. Kemungkinan karena dehidrasi karena panasnya ekstrem. Kerugian bisa sampai Rp100 jutaan. Yang mati itu ada indukan, ada pejantan, dan anakan,” jelas Ketua RT di Jatisari, Tanggan, Trinoto, saat dihubungi Solopos.com, belum lama ini.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKP3 Sragen, Toto Sukarno, menyampaikan sulit mencari bangkai ternak yang mati karena sudah terjadi beberapa hari lalu. Untuk mencari penyebab kematian ternak tersebut itu dilakukan dengan menguji sampel tanah di kandang dan pakan. Petugas juga meminta keterangan peternak menyangkut gejala yang terlihat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya