Soloraya
Selasa, 14 Februari 2023 - 17:04 WIB

DLH Ajukan 2 Nama Aktivis Lingkungan Sukoharjo untuk Raih Kalpataru

Magdalena Naviriana Putri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Program Kampung Iklim (Proklim) Ngadirejo, Kartasura, Sukoharjo, Suryono Arief Wijaya. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo mengajukan dua nama aktivis lingkungan untuk meraih Penghargaan Kalpataru perorangan tingkat nasional dan provinsi.

“Untuk kategori pengabdi lingkungan tingkat provinsi atas nama Sagiman warga Grogol, Weru, Sukoharjo. Sedangkan untuk kategori Kalpataru kategori pembina lingkungan tingkat nasional atas nama Suryono Arief Wijaya asal Ngadirejo, Kartasura, Sukoharjo,” kata Sub-Koordinator Lingkungan Hidup DLH  Sukoharjo, Tika Wulandari, Selasa (14/2/2023).

Advertisement

Kedua nama tersebut merupakan pegiat lingkungan yang menorehkan banyak prestasi. Sagiman merupakan seorang aparatur sipil negara (ASN) yang mau melakukan kegiatan untuk memperbaiki kualitas lingkungan melebihi kapasitasnya sebagai seorang guru. Kegiatan Sagiman sangat beragam dan bersifat sukarela. Contohnya pembersihan aliran sungai, penanaman di lahan kritis dan tidak produktif, pembentukan bank sampah, pembentukan kelompok wanita tani (KWT).

Sagiman bahkan menjadi pemilik usaha tenun ramah lingkungan dan pupuk organik. Tak cuma itu, dia juga menjadi sukarelawan bencana dalam berbagai kegiatan. Ia melakukan kegiatan itu secara konsisten selama lima tahun berturut-turut.

Advertisement

Sagiman bahkan menjadi pemilik usaha tenun ramah lingkungan dan pupuk organik. Tak cuma itu, dia juga menjadi sukarelawan bencana dalam berbagai kegiatan. Ia melakukan kegiatan itu secara konsisten selama lima tahun berturut-turut.

Sementara Arief diajukan untuk bersaing ditingkat nasional karena aktif bergerak sejak 2015 untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Dia membina warga di tempat dia tinggal maupun di daerah lain hingga Aceh. Arief juga aktif melakukan kegiatan adaptasi mitigasi perubahan iklim demi menurunkan emisi gas rumah kaca.

Kegiatannya meliputi perintisan dan pembinaan program kampung iklim, bank sampah tingkat kabupaten, serta aktif dalam pembinaan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup (PBLHS) atau yg biasa disebut dengan sekolah adiwiyata.

Advertisement

“Kedua calon ini memiliki prakarsa, motivasi, inovasi, dan kreativitas dalam hal pengelolaan lingkungan. Kami optimis mereka berdua mendapatkan penghargaan Kalpataru tahun ini,” kata Tika.

Dia berharap keduanya mendapatkan penghargaan sebagai wujud apresiasi dari pemerintah. Dengan penghargaan itu diharapkan bisa menyemangati kegiatan lingkungan lainnya. Selain itu diharapkan dapat memotivasi masyarakat khususnya warga Sukoharjo agar lebih menggerakan kegiatan cinta lingkungan.

Proklim

Diwawancarai terpisah, Arief yang juga menjadi Ketua Program Kampung Iklim (Proklim) Ngadirejo, Kartasura, mengaku mengawali aktivitas lingkungannya dengan berkutat di bank sampah pada 2015. Pria yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini mengoordinasi warga Ngadirejo hingga menjadi Proklim terbaik di Sukoharjo.

Advertisement

Pada 2018 Proklimnya mendapatkan penghargaan nasional tingkat utama. Dua tahun berselang menjadi mereka yang pertama di Jawa Tengah mendapat penghargaan Proklim Lestari dengan minimal membina 10 wilayah sekitar. Pada saat mendaftar, Arief telah memiliki 41 kampung binaan yang tersebar di Jawa Tengah.

“Yang menjadi kendala kami selama ini adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang Proklim. Ini menjadi PR. Kami telah mengusulkan kepada KLHK agar melibatkan media sosial dengan turut menggencarkan sosialisasi gerakan Proklim. Karena dampak kepada lingkungan sangat luar biasa,” kata Arief.

Menurutnya, dengan Proklim dapat mengubah mindset masyarakat terutama terkait dengan antisipasi perubahan iklim dan mengurangi penyebab perubahan iklim. Dalam Proklim beberapa program yang difokuskan di antaranya meminimalkan sampah supaya tidak banjir, berketahanan pangan, tahan terhadap penyakit dan bisa mengelola sampah. Selain itu dalam Proklim ditargetkan masyarakat bisa melakukan kegiatan terkait energi terbarukan dan warga bisa berkembang.

Advertisement

“Harapan kami program bagus ini disosialisasikan entah lewat media apa pun dan semua kampung menjadi kampung iklim. Target Presiden Joko Widodo pada 2024 sudah memiliki 20.000 proklim se Indonesia. Sementara saat ini baru 2.000 Proklim terbentuk,” ujar Arief.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif