Soloraya
Selasa, 9 Januari 2024 - 15:37 WIB

Dokter Lo Meninggal, Sumartono: Sebelum Meninggal Minta Peti Putih Sederhana

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dokter Lo Siauw Ging (Tika Sekar A/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Meninggalnya dokter dermawan di Kota Solo, dr Lo Siauw Ging atau dikenal dokter Lo, 90, di Rumah Sakit Kasih Ibu meninggalkan kenangan bagi berbagai kalangan.

Salah satunya Wakil Ketua Umum Perkumpulan Masyarakat Surakarta Sumartono Hadinoto. Menurut Sumartono, dirinya kali terakhir bertemu dengan dokter Lo di RS Kasih Ibu sebulan lalu.

Advertisement

Dokter Lo yang lahir di Magelang 16 Agustus 1934 berpesan kepada Sumartono untuk pemakamannya dilakukan sederhana apabila sudah tutup usia.

“Terakhir sebulan lalu tak tengok. Beliau bilang kalau aku [dokter Lo] dipanggil Tuhan dipilihkan peti putih, diatur sederhana. Dia gak mau mewah,” ujar dia kepada wartawan, Selasa (9/1/2024).

Advertisement

“Terakhir sebulan lalu tak tengok. Beliau bilang kalau aku [dokter Lo] dipanggil Tuhan dipilihkan peti putih, diatur sederhana. Dia gak mau mewah,” ujar dia kepada wartawan, Selasa (9/1/2024).

Diketahui, dokter Lo meninggal dunia di RS Kasih Ibu pada Selasa (9/1/2024) pukul 14.00 WIB. Jenazah akan disemayamkan di Rumah Duka Thiong Ting, Kecamatan Jebres, Solo.

“Beliau sudah sepuh, masuk keluar rumah sakit berkali-kali. Bahkan pernah diberitakan meninggal dunia bulan lalu. Tiga hari lalu juga dikabarkan meninggal dunia. Namun meninggal beneran barusan ini,” jelas dia.

Advertisement

“Dokter Lo selalu bilang dan satu hal yang saya ingat. Kalau mau kaya jangan jadi dokter, jadi pebisnis itu pesan ayahnya, karena dokter itu tugasnya menyehatkan orang sakit bukan mencari uang,” ujar dia.

Pesan dokter Lo itu yang diteruskan Sumartono kepada para dokter. Apabila menempuh pendidikan dengan mengambil program studi dokter maka niatnya berbagi dan melayani orang sakit.

Menurut Sumartono, saking dikenal baik oleh masyarakat luas, rumah dokter Lo dijaga warga setempat pada kerusuhan Mei 1998. Tidak ada orang yang berani menyentuh rumah dokter Lo berkat penjagaan warga tersebut.

Advertisement

“Ada orang yang sakit diobati lalu dibelikan obat kalau pasiennya gak punya uang,” papar dia.

Sumartono menambahkan dokter Lo memiliki kontribusi besar di Rumah Sakit Kasih Ibu dan Rumah Sakit dr Oen.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif