SOLOPOS.COM - Ratusan siswa SMA dan SMK dari sejumlah sekolah di Kabupaten Sragen mengikuti pendidikan politik yang disampaikan legislator DPRD Jateng di Aula SMAN 1 Sragen, Rabu (8/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Para pemilih pula dari kalangan pelajar SMA atau generasi Z dan milenial akan mengisi porsi paling dominan pada Pemilu 2024. Angkanya hampir 50%. Oleh karenanya generasi Z dan Milenial harus peduli dengan politik.

Demikian yang disampaikan anggota DPRD Jateng, Untung Wibowo Sukowati, saat mengajar pendidikan politik di hadapan ratusan siswa SMA/SMK dari 10 sekolah di SMAN 1 Sragen, Rabu (8/3/2023). Ia mengatakan dari sensus penduduk 2020, generasi Z yang berumur 8-23 tahun (lahir 1997-2012) menempati posisi terbanyak, yakni mencapai 27,94% dari 270,2 juta jiwa penduduk Indonesia. Sementara generasi milenial yang berumur 24-39 tahun (lahir 1981-1996) sebanyak 25,87% dari jumlah penduduk.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Bowo, sapaan akrabnya, menyampaikan data terbanyak berikutnya ditempati Generasi X yang lahir pada 1965-1980 sebanyak 21,9% dan disusul baby boomer yang lahir 1946-1964 sebanyak 11,6%.

“Pada Pemilu 2024 nanti, pemilih pemula didominasi dari kalangan generasi Z dan generasi milenial yang jumlahnya mendekati 50%. Jadi generasi para pelajar SMA dan SMK ini yang banyak. Oleh karenanya Anda harus peduli dengan politik. Menjadi DPRD itu tidak menyeramkan. Menjadi Bupati itu tidak menakutkan,” katanya.

Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sragen itu sempat bertanya kepada para pelajar adakah dari mereka yang ingin menjadi legislator. Ternyata hanya ada satu orang yang mengangkat tangan, yakni Arum. Siswi SMAN 1 Sragen itu ingin menjadi anggota DPRD karena ingin membantu masyarakat yang membutuhkan. Karena keberaniannya mengutarakan cita-citanya, Arum pun mendapatkan hadiah laptop dari Bowo.

Sebelum menutup ceramahnya, Bowo berpesan kepada para generasi Z supaya sejak dini mempunyai pandangan politik agar ke depan bisa menentukan calon pemimpin bangsa. Dia ingin semangat siswi Arum itu bisa ditularkan kepada para generasi Z lainnya.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen, Prihantoro P.N., mengatakan potensi pemilih pemula memang paling tinggi komposisinya. Prihantoro belum bisa menyampaikan angkanya karena proses pencocokan dan penilitan (coklit) pemilih belum selesai. Dia berani memprediksi pemilih pemula itu bisa mencapai 30%-40%.

“Proses coklit dijadwalkan selesai pada 14 Maret mendatang. Hingga Rabu ini progresnya sudah mencapai 90,10%. Bahkan kecamatan dengan jumlah desa terbanyak, yakni Kecamatan Tanon, justru selesai paling awal 100%,” jelas dia.

Kecamatan lainnya, jelas dia, masih berproses. Adanya bencana banjir selama 2-3 hari sempat menggangu proses coklit, terutama di Plupuh dan Masaran. Dia melihat ada petugas pendaftaran pemilih yang juga sukarelawan kemanusiaan sehingga berhenti empat hari untuk membantu korban banjir.

“Kami berencana pleno daftar pemilih hasil pemutakhiran (DPHP) akan dilakukan 31 Maret dan dilanjutkan pleno di tingkat kecamatan pada 2 April. Pleno di tingkat KPU dilakukan 5 April 2023, sekaligus menetapkan sebagai daftar pemilih sementara (DPS),” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya