SOLOPOS.COM - Warga melihat yoni yang berada di lahan terdampak tol Solo-Jogja di sawah Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Selasa (21/9/2021). Jalan tol bakal dibuat melayang di atas kawasan yoni tersebut dengan mendirikan tiang-tiang pancang. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo berharap bisa mengelola situs yoni Keprabon. Situs itu terdampak proyek tol Solo-Jogja.

Kasi Pemerintahan Desa Keprabon, Timbul Basuki, mengatakan lokasi situs berada di bekas sawah milik salah satu warga Keprabon. Sawah tersebut sudah dibebaskan pemerintah untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Timbul mengatakan kawasan itu sejak lama dikenal dengan nama Si Candi. Sebelumnya, akses menuju kawasan itu melewati persawahan. Kini, kawasan itu berada di kompleks proyek pembangunan jalan tol.

Lokasi situs itu berjarak sekitar 100 meter dari Sungai Pusur. Selain Yoni, di kawasan itu terdapat gundukan tanah yang di dalamnya diperkirakan terdapat jejak peninggalan bangunan candi.

“Ada dua gumuk yang di dalamnya ada tumpukan batu bata. Ukuran batu bata dengan tebal sekitar 15 sentimeter dan lebar sekitar 40 sentimeter. Tetapi beberapa sudah ada yang hilang,” kata Timbul saat ditemui di sekitar situs yoni Keprabon, Kamis (17/11/2022).

Baca Juga: Berada di Antara Tiang Tol, Umat Hindu Minta Akses Menuju Situs Keprabon Klaten

Sejak dulu, posisi yoni dengan ornamen yang disebut-sebut menyerupai kepala kura-kura itu tak berubah dengan ornamen menghadap ke sisi utara. Konon, yoni itu pernah dipindahkan namun dikembalikan lagi ke posisi semula.

Timbul mengatakan sebelum proyek jalan tol Solo-Jogja dimulai, pemerintah desa meminta yoni Keprabon bisa dipindahkan ke tanah kas desa yang berjarak sekitar 10 meter. Hal itu dimaksudkan agar objek diduga cagar budaya (ODCB) itu menjadi aset pemerintah desa. Namun, yoni tetap dipertahankan di lokasi semula dan bakal dibuatkan bangunan pengaman.

Timbul berharap situs yang kini berada di kawasan proyek strategis nasional (PSN) bisa dikelola pemerintah desa. Selain itu, dia berharap dibuatkan akses menuju ke kawasan tersebut, setidaknya selebar 3 meter hingga 3,5 meter.

Tujuannya memudahkan akses warga mendatangi kawasan situs tersebut. Selain itu, dia berharap kawasan situs itu bisa mendukung pengelolaan pariwisata yang direncanakan desa.

Baca Juga: Pemkab Klaten-PT JMM Bentuk Tim Khusus Awasi Jalan Rusak Akibat Truk Uruk Tol

Pemerintah desa setempat berencana mengembangkan wisata air berupa river tubing di alur Sungai Pusur tak jauh dari kawasan yang kini diterjang proyek tol Solo-Jogja.

Jika situs tersebut bisa dikelola pemerintah desa, Timbul berharap bisa menjadi daya tarik lain rencana pengembangan wisata di Keprabon.

“Sebenarnya kami berharap bisa menjadi aset desa dan bisa mendukung peningkatan PADes. Rencana pengembangan wisata itu sudah masuk dalam RPJM desa,” kata dia.

Ketua Komunitas Pemerhati Cagar Budaya (KPCB) Klaten, Wisnu Hendrata, mengatakan sebelumnya KPCB sudah meminta pelaksana proyek tol Solo-Jogja agar situs tersebut tetap dipertahankan. Selain itu, dibuatkan bangunan pengamanan serta akses dari perkampungan menuju kawasan situs.

Baca Juga: Diyakini Jadi Permukiman Bangsawan, Situs Wonoboyo Klaten Masih Simpan Misteri

“Harapan kami situs ini diperbaiki dan diperbagus supaya bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar. Syukur-syukur bisa diserahkan ke masyarakat Desa Keprabon agar dijadikan kawasan wisata religi atau budaya. Kami berharap seperti itu sehingga nanti aspek pelestarian berbasis masyarakat akan tercapai,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya