SOLOPOS.COM - Polres Sukoharjo membagikan buku-buku bacaan melalui Program Polri Peduli Budaya Literasi bertajuk Distribusi Buku Sampai Pelosok Nusantara di Balai Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (7/9/2023). (Istimewa/Polres Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJOPolres Sukoharjo membagikan seribuan buku bacaan melalui Program Polri Peduli Budaya Literasi bertajuk Distribusi Buku Sampai Pelosok Nusantara. Pembagian buku digelar di Balai Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (7/9/2023).

Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, melalui Wakapolres, Kompol Ismanto, mengatakan kegiatan itu dilakukan untuk mendukung program literasi. Terutama mendorong kembali budaya membaca di kalangan anak-anak.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

”Program literasi ini merupakan salah satu upaya Polri mempromosikan kegemaran membaca di kalangan masyarakat, terutama anak-anak dan generasi muda,” kata Kompol Ismanto.

Kompol Ismanto memaparkan selain digelar di Balai Desa Mulur, pembagian buku juga dilaksanakan oleh Polsek Jajaran Polres Sukoharjo dengan menyasar sekolah di tingkat TK dan SD dengan total sebanyak 1.150 buku yang dibagikan.

Wakapolres menyebutkan kegiatan pembagian buku tersebut juga merupakan bagian dari kontribusi Polri dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal itu sekaligus berkontribusi positif bagi kemajuan negara.

Lebih lanjut, Kompol Ismanto mengungkapkan penyaluran buku kepada masyarakat tersebut merupakan langkah konkret untuk meningkatkan budaya membaca.

”Ini adalah langkah konkret dari Polres Sukoharjo dalam mendukung Polri peduli literasi dan meningkatkan minat baca di seluruh lapisan masyarakat. Semua ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam mencerdaskan anak bangsa,” paparnya.

Dilansir oleh laman badanbahasa.kemdikbud.go.id pada Jumat (8/9/2023), Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin menyampaikan generasi muda saat ini sangat aktif menggunakan gawai dan berselancar di dunia maya. Sedangkan kebiasaan membaca mulai berkurang.

Hafidz juga memaparkan hasil penelitian pada 2021 Indonesia mengalami darurat literasi. Literasi masyarakat Indonesia dinyatakan sangat rendah, terlebih kebiasaan menggunakan gawai menyebabkan minat baca menjadi berkurang. Anak-anak yang rewel justru disuguhi gawai sebagai hiburan sehingga terbiasa dengan itu.

Sepakat dengan hal tersebut, Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda juga menyampaikan literasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Tingkat literasi Indonesia tidak mengalami peningkatan yang signifikan dan kondisi tersebut menurutnya darurat.

Syaiful menyatakan perlu adanya kerja sama semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kemampuan literasi. Lebih lanjut, Syaiful mengungkapkan literasi yang bagus berpengaruh pada kemajuan suatu negara yang perlu menjadi konsen bersama.

Hal penting lainnya, yakni kualitas dan akses bahan bacaan. Menurutnya, anak-anak lebih baik banyak membaca buku sastra daripada buku numerik karena sastralah yang dapat mengajar anak-anak membangun imajinasi.

Ia juga mengatakan cara berpikir generasi milenial yang keras dan kasar terjadi lantaran hatinya tidak disentuh oleh sastra.

“Teman-teman harus pahami bahwa sastra dapat membuka olah hati dan olah pikiran. Sastra sangat penting ke depan. Orang dapat mengasah akal budinya dengan sastra,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya