Soloraya
Jumat, 21 Oktober 2022 - 10:33 WIB

Dorong Literasi Masyarakat, Boyolali Kembangkan Perpustakaan Inklusi Sosial

Nova Malinda  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi buku.(freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI — Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) di Kabupaten Boyolali jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan IPLM Jawa Tengah.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk semakin meningkatkan angka IPLM yakni dengan mengembangkan program perpustakaan daerah berbasis inklusi sosial.

Advertisement

IPLM Boyolali pada 2021 sekitar 13,54, sedangkan IPLM Jawa Tengah pada 2022 hanya 11,33. Angka tersebut membuat Jawa Tengah menduduki peringkat ke-15 dari 34 provinsi di Indonesia.

Angka IPLM Jawa Tengah itu berdasarkan yang disampaikan Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Jawa Tengah melalui rilis yang disiarkan pada 10 Juni lalu pada situs arpusda.jatengprov.go.id.

Advertisement

Angka IPLM Jawa Tengah itu berdasarkan yang disampaikan Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Jawa Tengah melalui rilis yang disiarkan pada 10 Juni lalu pada situs arpusda.jatengprov.go.id.

Siaran disampaikan dalam artikel dengan judul Bimbingan Teknis Pengukuran Gemar Membaca Dan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022.

Baca juga: 2 Faktor Ini Disebut Bikin Tingkat Literasi Masyarakat Indonesia Rendah

Advertisement

Merespons hal itu, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Boyolali berupaya untuk mentransformasi perpustakaan daerah dari yang berbasis umum menjadi berbasis inklusi sosial.

Agus mengatakan terdapat perbedaan signifikan antara perpustakaan umum dengan perpustakaan inklusi sosial.

“Perpustakaan umum itu cuma ada kunjungan dan pembinaan baca literasi biasa, kalo perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah perpusatakan yang mewadahi semua kelompok kalangan untuk menambah kesejahteraan lewat binaan,” ucap dia.

Advertisement

Agus mencontohkan kegiatan tersebut satunya berupa pameran, yang sudah diselenggarakan beberapa kali. Dalam hal ini, kata Agus, pembiayaan kegiatan dari berbagai kelompok kalangan disengkuyung bersama CSR.

Baca juga: Karya 200 Penulis Dibawa ke Frankfurt Book Fair 2017

“Karena kami mau bertranformasi dari perpustakaan umum biasa menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Maka kami ada kerjasama MOU pembinaan dan pameran UMKM. Misalnya pameran lukisan dan bonsai yang kami adakan rutin,” terang Agus.

Advertisement

Lebih lanjut, Agus mengatakan Dinas Arsip dan Perpustakaan pada 2022, menargetkan jumlah kunjungan masyarakat ke perpustakaan umum daerah kabupaten boyolali sebanyak 50.000 orang.

“Kami buka Maret 2022 sampai saat ini kurang lebih sudah mencapai 41.000 pengunjung,” ucap dia.

Sementara untuk kunjungan masyarakat, kata Agus, setiap harinya terhitung mencapai 100 kunjungan sampai 300 kunjungan. Agus menambahkan, upaya lain untuk mendongkrak pembangunan literasi masyarakat di Boyolali juga dilakukan melalui sosialisasi di beberapa media sosial mainstream.

“Promosi baik Instagram, Youtube ataupun Tiktok. Dan kita akan punya aplikasi Remen Maos yang bisa di buka semua warga Boyolali. Perpustakaan digital akan kami launching tanggal tiga November 2022. Kemudian kami kerja sama dengan TK, paud SD, SMP, dan SMA terkait kunjungan perpus di Perpusda,” ucap dia.

Baca juga: Tradisi Udan Dawet, Ritual Unik Berisi Doa Minta Hujan Warga Banyuanyar

Terpisah, Pustakawan dan Penyuluh perpustakaan Dinas Arpus Boyolali, Sutrisno, mengatakan untuk meningkatkan jumlah kunjungan, pihak perpus punya agenda perpustakaan keliling secara rutin.

“Agenda perpustakaan keliling sudah berjalan ke beberapa SD, SMP, dan SMA,” ucap dia kepada Solopos.com di Perpusda Boyolali, Rabu (19/10/2022).

Layanan perpustakaan keliling bagi anak SMP dan SMA lebih berfokus memberikan pembinaan dan pelayanan baca. Berbeda untuk anak TK dan SD, layanan perpustakaan keliling lebih mengajak anak-anak untuk bermain fun games, telle story, dan mengenal layanan baca.

Selain di instansi pendidikan, Sutrisno mengatakan tim petugas juga menyambangi beberapa desa di kecamatan Boyolali untuk memberikan layanan baca pada masyarakat.

Baca juga: Doa Kemakmuran di Balik Tradisi Rebutan Cendol di Desa Banyuanyar Boyolali

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif