SOLOPOS.COM - Moh. Hasil Tamzil, guru besar dalam Bidang Ilmu Ternak Universitas Mataram adalah ayahanda Wahyu Dian Selviani, dosen UIN Surakarta yang meninggal diduga akibat tindak kekerasan, Kamis (24/8/2023). (Facebook)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dosen UIN Surakarta, Wahyu Dian Silviani, 34, yang meninggal secara tidak wajar diduga akibat tindak kekerasan, Kamis (24/8/2023), ternyata adalah putri seorang profesor di Universitas Mataram (Unram), NTB.

Wahyu Dian yang sebenarnya sedang mempersiapkan terbang ke Inggris untuk menempuh studi S3 adalah anak Moh. Hasil Tamzil, guru besar dalam Bidang Ilmu Ternak Unram.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hasil Tamzil dikukuhkan sebagai guru besar pada 27 Mei 2021, tahun yang sama ketika sang putri diterima sebagai aparatur sipil negara (ASN) di UIN Surakarta.

“Iya benar, beliau putri Prof. Hasil Tamzil,” ujar Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Surakarta, M. Rahmawan Arifin, kepada Solopos.com, Jumat (25/8/2023) pagi.

Menurut Rahmawan, pihak keluarga mendiang Wahyu Dian saat ini sedang dalam perjalanan ke Solo untuk menjemput jenazah.

Diperkirakan keluarga Wahyu Dian mendarat di Bandara NYIA, Kulonprogo, D.I. Yoygakarta pukul 06.30 WIB dan langsung meluncur ke Solo.

Berdasarkan dokumentasi yang diperoleh Solopos.com, Hasil Tamzil dikukuhkan sebagai guru besar Unram pada 27 Mei 2021 bersama dua koleganya.

Keduanya adalah Budi Indarsih dan Sulaiman Ngongu Depamede, keduanya guru besar Bidang Bioteknologi Peternakan.

Karena masih dalam suasana pandemi Covid-19, pengukuhan gelar profesor ketiganya dilakukan secara daring melalui Zoom dan diunggah di kanal YouTube Unram.

Selain mengajar di Unram, Hasil Tamsil juga pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Daerah Nahdlatul Wathan Kota Mataram.

Diberitakan sebelumnya, jenazah dosen UIN Surakarta, Wahyu Dian Silviani, telah selesai diautopsi, Jumat (25/8/2023) dini hari.

Menurut rencana, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Surakarta yang meninggal tak wajar itu akan disemayamkan dulu di kampus sebelum diterbangkan pihak keluarga ke Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

dosen uin surakarta wahyu dian
Dosen FEBI UIN Surakarta, mendiang Wahyu Dian Silviani (Istimewa)

Dekan FEBI UIN Surakarta, M. Rahmawan Arifin, kepada Solopos.com, Jumat pagi, mengatakan keluarga mendiang Wahyu Dian diperkirakan mendarat di Bandara NYIA sekitar pukul 06.30 WIB.

Keluarga lantas meluncur langsung menuju ke kampus UIN Surakarta yang berada di Jl. Pandawa, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Setelah proses autopsi selesai, jenazah Wahyu Dian akan disemayamkan di kampus untuk mendapatkan penghormatan terakhir dan disalati.

“Serah terima jenazah dari kepolisian ke keluarga diwakili Pak Khairul Imam di RSUD Dr. Moewardi Solo pukul 09.00 WIB. Jenazah langsung dibawa ke kampus dan disemayamkan di Masjid Al Bukhori untuk dilakukan salat jenazah oleh civitas akademika,” tutur Rahmawan.

Jenazah akan mendapatkan penghormatan terakhir melalui doa yang dipimpin salah satu dosen yang juga Ketua MUI Sukoharjo, Abdullah Faisol.

Selanjutnya, jenazah bakal dibawa ke Bandara Juanda Surabaya melalui jalur tol sekitar pukul 10.45 WIB.

Bakal ada perwakilan dari kampus UIN Surakarta yang mendampingi keluarga membawa jenazah hingga ke Mataram, NTB.

“Jenazah dan pengiring menuju Bandara Juanda Surabaya melalui jalur darat, wakil dari kampus Pak Usnan dan Pak Rumpoko mengiringi hingga Mataram,” tutur salah satu doktor ilmu ekonomi itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya