SOLOPOS.COM - ilustrasi . (dok Solopos)

ilustrasi . (dok Solopos)

Boyolali (Solopos.com)–Kalangan DPRD Boyolali memprotes terkait tidak dilibatkannya mereka dalam proses pelelangan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2011 ini. Pasalnya, lelang sudah berjalan namun posisi dewan sebagai fungsi kontrol diabaikan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Terlebih lagi, permintaan DPRD terkait data sekolah penerima DAK juga tak kunjung dipenuhi. Padahal, data tersebut sangat diperlukan untuk memverifikasi valid dan tidaknya para penerima bantuan DAK tersebut.

“Jika lelang sudah dijalankan berarti sudah ada penetapan penerima DAK. Namun, kami tidak dilibatkan. Padahal ini sangat penting untuk pelaksanaan ke depannya,” tegas Ketua Komisi IV DPRD Boyolali, Muh Basuni saat ditemui wartawan, Senin (24/10).

Basuni menambahkan juga tidak adanya pemberitahuan lebih lanjut terkait masukan yang diberikan dewan kepada Dikpora. Padahal pihaknya beberapa kali menuntut untuk merevisi sekolah penerima DAK tahun ini agar tidak salah sasaran.

Pasalnya, komisinya menemukan sejumlah SD gedung yang masih layak pakai namun mendapatkan DAK. Bahkan ada SD yang masuk daftar regrouping masuk dalam daftar penerima DAK tahun 2011. Belum lagi sekolah yang memang sangat membutuhkan bantuan dana rehab namun, tidak masuk dalam daftar penerima DAK.

Sementara itu, Kepala Dikpora Boyolali, Drajatno mengatakan data yang dimiliki kalangan DPRD belum difinalisasi. Oleh karena itu, temuan di lapangan pun tentu berbeda. Namun kini, data sekolah penerima bantuan DAK sudah diajukan ke Bupati Boyolali.

“Data sekolah penerima telah kami ajukan. Kemungkinan waktu dekat ini sudah keluar surat keputusan (SK) nya. Dipastikan, data finalisasi tersebut sudah sesuai peruntukan,” ujarnya. Drajatno menambahkan DAK tengah proses lelang.

Ditambahkan, Kabid TK SD Dikpora Boyolali, Abdul Rahman proses lelang DAK untuk rehab kelas dan ruang kelas baru (RKB) tengah dilaksanakan. Sebab, untuk perpustakaan sudah berjalan lebih dulu. Pada lelang tersebut sebanyak 159 paket. Per paketnya dengan nominal Rp 110 juta – Rp 180 juta.

“Sudah ada prosedurnya sendiri terkait proses lelang ini. Hal ini merupakan ranah panitia lelang. Pada tahap sosialisasi akan kita undang berbagai pihak mulai dari eksekutif hingga legeslatif,” paparnya.

Dijelaskan, DAK 2011 Boyolali mendapatkan dana dari pusat senilai  Rp 36  miliar  yang dialokasikan untuk rehab, RKB dan perpustakaan. RKB mendapatkan dana Rp 82 juta ditambah perabotan Rp 15,5 juta.

Sementara dana rehab dialokasikan per sekolah Rp 41,5 juta (rehab sedang) dan Rp 73,5 juta untuk rehab berat. Sedangkan untuk ruang perpustakaan sebesar Rp 92 juta ditambah untuk perabotan Rp 8 juta.

(rid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya