SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solo (Espos)–DPRD Solo terlihat enggan menanggapi surat permohonan audiensi yang dilayangkan oleh M Jaril.
Jaril adalah orang yang bersikeras masih mendapatkan kuasa dari para ahli waris Wiryodiningrat (nama tokoh yang disebut-sebut memiliki hak atas tanah Sriwedari) untuk menyelesaikan proses kepemilikan ikon kota itu.
Sebelumnya Jaril sempat menawarkan opsi damai dengan melayangkan surat permohonan audiensi kepada legislatif. Wakil Ketua DPRD Solo, Muh Rodhi, kepada wartawan, Jumat (15/1), mengatakan, pihaknya bingung dengan kapasitas Jaril dalam penyelesaian konflik Sriwedari.
DPRD bertanya-tanya, apakah dengan adanya surat pencabutan kuasa dari para ahli waris-meski masih dalam perdebatan-Jaril masih bisa dianggap sebagai kuasa mereka.
“Sudah menjadi kesepakatan, DPRD akan memfasilitasi persoalan Sriwedari. Tetapi, kalau memanggil Jaril, kami akan mengundang sebagai apa? Mengingat sudah ada surat pencabutan dari ahli waris?” katanya di Gedung Dewan.
Namun saat ditanya apakah DPRD Solo menolak permohonan Jaril soal audiensi, Rodhi enggan menjawab. Dia juga tak membantah maupun membenarkan saat ditanya apakah DPRD enggan menanggapi Jaril terkait penyelesaian konflik Sriwedari.
“Kami berharap lebih baik mereka (ahli waris dan Jaril) selesaikan persoalan internal mereka dulu,” imbau dia.
Secara terpisah, Jaril menuding ahli waris hanya mau menang sendiri soal Sriwedari. Selama ini, jelas Jaril, ahli waris tidak pernah mempermasalahkan sepak terjangnya dalam mengurus polemik Sriwedari.
“Bahkan selalu mendukung dan mengikuti, tetapi yang lebih parah, kenapa baru setelah semua perkara menang, ahli waris baru berulah? Apa itu bisa dibenarkan? Saya kira semua orang akan mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah,” tegasnya.
haa