SOLOPOS.COM - Warga memasuki zona kuning di kawasan seputaran RS darurat Covid-19 di kompleks Technopark Ganesha Sukowati Sragen, Senin (27/4/2020). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dibutuhkan good will dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen untuk merevitalisasi Technopark Ganesha Sukowati Sragen agar bangkit dan bermanfaat bagi warga Sragen. Saat ini  kondisi gedung Technopark  banyak yang rusak.

Ketua Komisi IV DPRD Sragen, Sugiyamto, mengungkapkan revitalisasi Technopark harus segera diwujudkan jika Pemkab berniat mengembangkannya. Revitalisasi ini dilakukan dengan menyediakan fasilitas yang memadai. “Tanpa ada fasilitas yang memadai maka perusahaan-perusahaan itu tidak akan mau melatih calon tenaga kerja di Technopark. Jadi revitalisasi jalan dan membangun jejaring dengan perusahaan juga jalan. Kebutuhan anggaran untuk revitalisasi itu harus segera disusun oleh dinas terkait,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (1/7/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ia menilai pengembangan Technopark ke depan harus menggandeng perusahaan swasta. Perusahaan tersebut diharapkan mau melatih tenaga kerja di Technopark. Setelah para tenaga kerja itu memiliki keterampilan yang dibutuhkan, perusahaan tersebut mau mempekerjakan mereka dengan upah yang layak.

“Saya lihat Technopark berhenti [beroperasi] sehingga Dinas Ketenagakerjaan [Disnaker] Sragen harus membuat terobosan. Apalagi kepala dinasnya baru. Bagaimana caranya menghidupkan kembali Technopark dengan tata cara menyalurkan tenaga kerja Sragen yang berkualitas dan bonafid ke perusahaan yang bonafid juga, bukan pabrik-pabrik biasa,” katanya.

Sementara anggota Komisi IV DPRD Sragen, Fathurrohman, menyampaikan alih fungsi Technopark dari awalnya dikelola mandiri dan sekarang diserahkan ke Disnaker menjadi problem tersendiri. Dia melihat kebijakan Pemkab Sragen menyerahkan pengelolaan Technopark kepada Disnaker bisa dibilang relevan tapi nanggung.

“Jadi Technopark mau diapakan, tergantung siapa yang meneruskan tampuk kepemimpinan setelah 2024. Sragen ini banyak tenaga muda yang perlu mendapat pendidikan dan pelatihan yang benar. Mereka diasah dan difasilitasi tetapi fasilitasnya yang belum memadai menjadi problem,” kata dia.

Fathurrohman sepakat harus ada revitalisasi total pada Technopark sehingga membutuhkan anggaran yang relatif besar. Dia melihat kegiatan di Technopark hanya pelatihan-pelatihan sebatas kerja di luar. Belum ada keterampilan khusus yang diajarkan di Technopark.

“Pemerintah harus berani mengambil kebijakan dan keputusan dalam merevitalisasi Technopark. Pemkab harus merencanakan dalam arti menyesuaikan karakter masyarakat Sragen. Keterampilan apa yang dibutuhkan masyarakat karena varian pelatihan di technopark bermacam-macam.” sambungnya

Lebih jauh Fathurrohman menyoroti kondisi bangunan di Technopark yang mulai banyak rusak sehingga butuh anggaran besar untuk merevitalisasinya. Technopark sudah sudah berusia dua puluhan tahun karena dibangun di masa pemerintahan Bupati Untung Wiyono.

“Seingat saya pada waktu itu mendapat bantuan dari pusat. Technopark Sragen lebih dulu ada daripada Solo, tetapi kesinambungannya tidak ada, akhirnya ya macet. Tinggal good will Pemkab Sragen. Hitung-hitungannya, tetap bupati baru nanti yang mengambil keputusan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya