Solopos.com, SOLO—Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, terancam gagal merealisasikan target pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2022 senilai Rp740.143.061.392.
Pasalnya hingga akhir Oktober 2022 realisasi PAD Solo baru di angka 76%. Informasi tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPRD Solo, Roro Indradi Sarwo Indah, saat diwawancara seusai sidak konser Dewa 19, Sabtu (26/11/2022).
“Tadi ketemu Pak Tulus [Kepala Bapenda Solo], PAD sampai akhir Oktober baru 76%,” ungkap dia. Politikus PDIP itu mengatakan pihaknya melakukan sidak konser Dewa 19 di Gedung Edutorium sebagai bagian upaya mengawasi pendapatan pajak.
Sebab selama ini Solo hidup salah satunya dari pajak hiburan. Dengan banyaknya event hiburan yang digelar di Solo, Roro ingin memastikan pendapatan dari pajak hiburan bisa optimal. Apalagi saat ini Pemkot Solo sedang mengejar target PAD yang tinggi.
Sebab selama ini Solo hidup salah satunya dari pajak hiburan. Dengan banyaknya event hiburan yang digelar di Solo, Roro ingin memastikan pendapatan dari pajak hiburan bisa optimal. Apalagi saat ini Pemkot Solo sedang mengejar target PAD yang tinggi.
Baca Juga: Sidak Konser Dewa 19 di Edutorium UMS, Anggota DPRD Solo Kecewa
Kepala Bidang (Kabid) Penagihan Bapenda Solo, Widianto, saat diwawancara wartawan di pintu masuk konser Dewa 19 di Edutorium UMS, Sabtu malam, mengatakan target pendapatan dari pajak hiburan tahun ini Rp20 miliar. Jumlah itu belum tercapai.
Menurut Widianto, salah satu penyebab tidak targetnya pajak hiburan yaitu ditundanya pertandingan sepak bola Liga 1 oleh PSSI. Padahal masih ada sekira lima pertandingan yang akan digelar di Solo. Kondisi itu sangat berdampak bagi PAD.
“Apalagi kemarin event PSSI juga ditunda. Itu berdampak sekali terhadap realisasi pajak hiburan,” ungkap dia.
Baca Juga: Konser Dewa 19 Jadi Obat Rindu dan Tribute Mendiang Erwin Prasetya
Widianto memperkirakan pemasukan dari setiap pertandingan sepak bola Liga 1 PSSI sekira Rp100 juta. Jumlah itu bisa sampai Rp175 juta.
Utamanya bila tim sepak bola yang berlaga sudah punya nama besar seperti Persija Jakarta atau Persib Bandung.
“Maksimal untuk pertandingan tim yang punya nama seperti Persija kami bisa dapat Rp175 juta. Dan masih ada lima pertandingan,” urainya.
Disinggung alat baru yang menggunakan sistem porporasi elektronik, Widianto mengakui belum bisa dioperasikan saat konser Dewa 19 semalam. Kondisi itu menurut dia disebabkan belum siapnya PT Telkom. “Sampai sekarang Telkom belum siap,” katanya.
Dengan belum bisa dioperasikannya alat atau sistem baru tersebut, Widianto menjelaskan, pihaknya masih menggunakan barcode yang dipindai.