Soloraya
Minggu, 3 September 2023 - 11:24 WIB

Driver Ojol dan Sopir Ambulans Boyolali Dilatih Cara Tangani Korban Kecelakaan

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelatihan pertolongan pertama pada korban kecelakaan lalu lintas dan henti jantung untuk masyarakat awam termasuk driver ojol dan ambulans di Rumah Sakit Umi Barokah (RSUB) Boyolali, Sabtu (2/9/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Seratusan driver ojek online atau ojol, ambulans, sukarelawan, bahkan ibu rumah tangga mengikuti pelatihan awam pertolongan pertama pada henti jantung dan korban kecelakaan di area parkir Rumah Sakit Umi Barokah (RSUB) Boyolali, Sabtu (2/9/2023).

Salah satu driver ojol asal Banyudono, Suranto, menyatakan ada belasan rekannya yang mengikuti pelatihan tersebut. Menurutnya, pelatihan mengenai pertolongan pertama pada korban kecelakaan dan henti jantung sangat penting didapatkan driver ojol.

Advertisement

“Kami yang setiap harinya bekerja di jalan sangat sering melihat korban kecelakaan. Kegiatan ini sangat bagus karena bisa memberikan ilmu kepada kami terkait penanganan pada kecelakaan,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela pelatihan.

Ia mengatakan walaupun sering menemui korban kecelakaan di Boyolali, tidak sedikit driver ojol yang ingin menolong tapi takut menangani karena belum memiliki ilmunya. Suranto pun berjanji akan menyebarkan ilmu yang didapat dalam pelatihan itu kepada teman-temannya.

Advertisement

Ia mengatakan walaupun sering menemui korban kecelakaan di Boyolali, tidak sedikit driver ojol yang ingin menolong tapi takut menangani karena belum memiliki ilmunya. Suranto pun berjanji akan menyebarkan ilmu yang didapat dalam pelatihan itu kepada teman-temannya.

Suranto mengatakan ia dan kawan-kawannya rela tidak bekerja selama beberapa jam untuk menghadiri pelatihan tersebut. “Soalnya ini penting, dan sebagai ladang amal dan ibadah kami jika sewaktu-waktu kami memang harus melakukan penyelamatan pada korban kecelakaan atau henti jantung,” kata dia.

Dalam kegiatan tersebut, para peserta diajari baik teori dan praktik pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan oleh dokter spesialis ortopedi, dr Denny Adriansyah. Sementara untuk pertolongan henti jantung disampaikan oleh dokter Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUB Boyolali, dr Imam Pranoto.

Advertisement

Kecelakaan di jalan raya tidak dapat diprediksi, siapa pun bisa berada di sekitar lokasi kecelakaan termasuk para driver ojol yang hampir sehari-hari beraktivitas di jalan raya Boyolali.

Menolong dengan Cara yang Benar

“Sasarannya adalah teman-teman yang sehari-hari bekerja di jalan seperti driver ambulans, teman-teman ojol, ojek, dan sebagainya yang sehari-hari di jalan. Sehingga, ada kemungkinan beliau-beliau ini ketemu korban kecelakaan, ketemu dengan orang yang tiba-tiba pingsan, ambruk, dan dalam kondisi yang perlu ditolong,” kata dia.

Bayu mengatakan pelatihan tersebut sengaja diperuntukkan kalangan awam karena mereka dianggap lebih sering bertemu dengan kondisi darurat saat berada di jalan.

Advertisement

Ia tak ragu dengan budaya masyarakat Indonesia yang suka menolong. Akan tetapi, RSUB Boyolali menggelar kegiatan tersebut agar kalangan awam yang berada di jalan bisa menolong dengan cara yang benar.

“Jangan sampai upaya atau niat baik untuk menolong justru menjadi keliru karena salah caranya,” tutur dia. Ia berharap niat baik dan cara yang benar oleh 100-an peserta pelatihan termasuk driver ojol Boyolali nantinya dapat mengurangi risiko kematian atau pun salah penanganan.

“Sebelum ditangani tim medis kan ada ranahnya awam, jika dilakukan dengan benar, maka chance atau kemungkinan sembuhnya meningkat. Jadi ada kemungkinan tingkat kecacatan atau kematian bisa diminimalkan,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, Ipda Budi Purnomo mengapresiasi kegiatan pelatihan penyelamatan kecelakaan dan henti jantung yang dilaksanakan RSUB Boyolali kepada kalangan awam.

Menurutnya, kegiatan tersebut penting dilaksanakan karena masih ada warga yang menolong secara asal sehingga justru dapat membahayakan korban. Ia juga menilai para driver ambulans seringkali mengangkut korban kecelakaan namun ada yang belum memiliki kemampuan penyelamatan pertama pada kecelakaan.

“Jadi biar nanti mereka [driver ambulans] tidak ngalor-ngidul [ikut bingung] saat ada korban jiwa. [Pelatihan] Ini adalah hal yang baik,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif