SOLOPOS.COM - Ilustrasi bentrok (JIBI/Solopos/Dok.)
Dugaan kekerasan MOS SMK Pelayaran Pancasila diawali dari siswa yang meludah karena mulut ada arang.
Solopos.com, SUKOHARJO--Setelah menjalani perawatan di RS PKU Muhammadiyah Kartasura Sukoharjo, kondisi salah satu siswa SMK Pelayaran Pancasila, Agus Riyanto, berangsur pulih. Sebelumnya Agus hanya diam, kini, ia sudah mau berbincang.
Kepada Solopos.com, Rabu (12/8), kejadian kekerasan itu bermula saat dirinya membuang air ludah yang bercampur arang di sudut bibirnya. Melihat Agus meludah, salah satu senior di sekolah itu langsung menarik Agus ke belakang barisan.
“Saya dipukul ditinju berkali-kali hingga Agus merasa leher sakit,” ujar dia.
Akibat perlakuan itu, konsentrasi Agus buyar. Ketika latihan baris berbaris sebenarnya Agus diminta menghadap ke kanan, tapi ia justru menghadap ke kiri. Karena kesalahan itu, Agus kembali dipukul dan ditampar berkali-kali oleh seniornya. Ia kemudian diminta push up. Karena posisinya dinilai kurang benar, Agus ditendang dari belakang.
“Saat itu ada guru yang melihat tapi dia diam saja,” ujarnya.
Setelah itu, ungkap Agus, ia masih terus diminta melakukan beberapa kegiatan yang menguras energi seperti mengelilingi lapangan, berguling dan kegiatan fisik lainnya. Hingga kemudian kaki Agus terasa kram. Ketika Agus mengatakan ke panitia jika kakinya kram, ia justru diseret ke belakang. Agus kemudian tak sadarkan diri. “Saya tahu-tahu sudah di rumah sakit,” ujarnya.
Akibat kejadian itu, Agus memutuskan untuk keluar dari SMK Pelayaran Pancasila. Ia rencananya akan melanjutkan pendidikan ke sekolah lainnya di Klaten. “Ada perasaan takut dan trauma ketika saya tetap sekolah di sana. Jadi saya akan keluar,” ujarnya.