SOLOPOS.COM - Petugas DKPP Klaten mengobati salah satu ternak yang terjangkit virus LSD pekan lalu. (Istimewa/DKPP Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Belasan sapi di Klaten terjangkit virus lumpy skin disease (LSD). Ternak yang terjangkit virus tersebut memiliki ciri-ciri muncul benjolan di sekujur tubuh.

Berdasarkan data yang dihimpun, ternak yang terjangkit LSD itu tersebar di Kecamatan Jatinom dan Tulung. Di Desa Cawas, Kecamatan Jatinom ada satu ternak; Desa Kemiri, Kecamatan Tulung ada tiga ternak; dan Desa Malangan, Kecamatan Tulung ada sembilan ternak. Ternak-ternak itu saat ini dalam pengobatan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Triyanto, mengatakan kasus LSD itu bermunculan mulai awal Desember 2022. Saat ini, petugas kesehatan hewan masih melakukan analisis penyebab persebaran virus tersebut.

Guna mengantisipasi serangan virus itu menyebar, Triyanto mengatakan upaya yang bisa dilakukan yakni menjaga kebersihan lingkungan kandang. Selain itu dilakukan penyemprotan disinfektan.

Hal itu dimaksudkan mengantisipasi kawasan kandang dan sekitarnya yang bisa menjadi tempat bertelur lalat. Sebagai informasi, lalat menjadi salah satu vektor pembawa virus tersebut.

Baca Juga: Pesona Girpasang Klaten, Destinasi Wisata Dataran Tinggi Terbaik Se-Indonesia

Triyanto juga menjelaskan sosialisasi terus digencarkan. Selain itu, ada rencana pemberian vaksinasi ke sapi terutama di daerah yang ditemukan kasus LSD.

“Rencana ada 150 sapi di wilayah Cawan yang akan divaksinasi dalam pekan ini,” ungkap Triyanto saat dihubungi Solopos.com, Senin (26/12/2022).

Triyanto menjelaskan belum ada wacana menutup pasar ternak. DKPP masih terus menggencarkan sosialisasi mencegah persebaran virus tersebut termasuk di pasar. Pengelola pasar diminta menjaga kebersihan dan terus dilakukan upaya biosecurity serta disinfeksi agar kasus tersebut bisa terkendali.

Koordinator Puskeswan Jatinom, Dwi Puji, mengatakan ciri-ciri sapi yang terjangkit LSD yakni nafsu makan menurun, demam, dan ketika demam mereda muncul bentol-bentol di sekujur tubuh.

Baca Juga: Pemilik Sate Kambing Taliroso Meninggal, Dikenal Dermawan dan Ramah

Upaya penanganan dilakukan di antaranya dengan pemberian obat anti nyeri, antiradang, serta antibiotik.  Selain itu, sapi yang terjangkit LSD disarankan untuk dikarantina atau disendirikan.

Upaya pencegahan juga dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang. Tujuannya, mencegah perkembangbiakan vektor pembawa virus tersebut terutama lalat. Dwi menilai ternak dengan kondisi kandang yang lembab mudah terjangkit LSD.

“Ternak yang kandangnya lembab cenderung lebih mudah terkena dibandingkan ternak yang kandangnya pencahayaan dan sanitasi cukup bagus,” jelas dia.

Dwi mengatakan angka kematian sapi akibat LSD tidak tinggi. Namun, serangan virus itu berpengaruh pada kondisi ternak yang bobotnya menurun lantaran kehilangan nafsu makan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya