SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
SOLO — Dua sungai di Kota Solo terbukti tercemar limbah cair dari rumah tangga dan industri. Berdasarkan pengambilan sampel air, Badan Lingkungan Hidup (BLH) mencatat Sungai Brojo hulu, Sungai Brojo tengah, Sungai Brojo hilir, Sungai Jenes hulu, Sungai Jenes tengah dan Sungai Jenes hilir memiliki kadar Chemical Oxygen Demand (COD) di atas rata-rata.
Kasubid Pencemaran Badan Lingkungan Hidup (BLH), Sultan Najamudin, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (28/1/2013), mengatakan ambang batas COD untuk baku mutu air kelas II (rumah tangga) maksimal 25. Sultan menyebut, dua sungai di Solo memiliki COD di atas 25 dengan Sungai Brojo hilir menjadi yang terparah, yakni mencapai 207.
“Pencemaran ini diketahui saat kami mengambil sampel air pada musim kemarau akhir tahun lalu,” ujarnya mewakili Kepala BLH, Agus Sutrisno.
Sultan mengatakan, sesuai aturan pemerintah soal Baku Mutu Air No82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, ada tiga jenis baku mutu. Klasifikasi tersebut yakni kelas II untuk rumah tangga (mandi cuci kakus), kelas III untuk budidaya ikan dan peternakan serta kelas IV untuk mengairi tanaman.
“Kalau kami mengambil standar kelas II untuk sungai, maka ada dua sungai di Solo yang tidak memenuhi syarat.”
Secara keseluruhan, pihaknya mengambil sampel enam sungai di Solo untuk mengetahui kadar pencemaran masing-masing sungai. Selain rangkaian Sungai Brojo dan Jenes, imbuhnya, sejumlah sungai lain seperti Sungai Bhayangkara mendekati ambang batas COD. Sultan menuding penyebab utama pencemaran sungai berasal dari limbah rumah tangga. Sebagaimana diketahui, Solo memiliki ratusan industri rumah tangga yang menghasilkan limbah cair seperti kawasan batik Laweyan dan Kauman.
“Kebanyakan industri rumah tangga tak memiliki IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah),” tuturnya.