SOLOPOS.COM - Petugas Dishub Wonogiri membersihkan coretan di Halte Brumbung, Kamis (12/1/2023). Dishub Wonogiri mengimbau warga tidak melakukan aksi vandalisme, terlebih di fasilitas umum. (Istimewa/Instagram @dishubwonogiri)

Solopos.com, WONOGIRIHalte Brumbung Wonogiri menjadi sasaran aksi vandalisme oleh orang tak bertanggung jawab. Melihat hal itu, petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri gerak cepat (gercep) membersihkan coretan di Halte Brumbung.

Aksi gercep petugas Dishub Wonogiri diketahui di Instagram @dishubwonogiri, Kamis (12/1/2023). Dalam foto yang disebar tersebut, di antaranya coretan di Halte Brumbung bertuliskan Im Fine Now.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pembersihan vandalisme di Halte Brumbung oleh anggota Dishub Wonogiri. Ayo sedulur, kita sesarengan mbangun Wonogiri dengan menjaga dan tidak melakukan aksi vandalisme di fasilitas umum,” tulis @dishubwonogiri.

Dilansir dari www.klikdokter.com, vandalisme dari sudut pandang psikologi dikategorikan dalam gangguan perilaku bernama conduct disorder, yakni pola perilaku berulang dan menetap yang dilakukan seseorang bertujuan tidak sesuai dengan nilai, aturan, dan norma di masyarakat.

Perilaku vandalisme pada remaja dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari kondisi psikologis hingga lingkungan tinggalnya. Berikut faktor penyebab vandalisme pada remaja:

1. Perkembangan psikologis usia remaja

Proses pencarian jati diri umumnya berlangsung di usia remaja. Di fase ini, eksplorasi terhadap diri sendiri maupun lingkungan terjadi.

2. Perilaku impulsif

Impulsif adalah tindakan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan akibatnya. Remaja impulsif yang sulit mengendalikan hasrat dan emosinya bisa melakukan vandalisme.

3. Pengaruh media sosial (medsos)

Konten di media sosial dapat memengaruhi remaja melakukan vandalisme. Kontrol diri yang lemah ditambah dengan pengaruh media sosial bisa mendorong remaja melakukan aktivitas yang melanggar aturan dan norma sosial, termasuk merusak fasilitas umum lewat aksi vandalisme.

4. Pola asuh keluarga

Tumbuh di lingkungan keluarga yang tidak hangat, serba dimanja, dan tidak terbuka bisa jadi penyebab terjadinya vandalisme pada remaja.
Apalagi jika sang anak tidak banyak diajarkan mengenai konsekuensi dari sebuah tindakan, serta pentingnya menghargai aturan dan norma di masyarakat.

5. Lingkungan pergaulan

Dalam proses pencarian jati diri, cara berpikir dan tindakan remaja banyak dipengaruhi orang-orang di sekitarnya. Pengaruh lingkungan pergaulan yang gemar melakukan vandalisme bisa mendorong remaja melakukan hal serupa. Lingkungan pergaulan yang dimaksud bisa di sekolah ataupun sekitar rumah.

6. Sanksi yang tidak tegas

Sanksi yang tegas terhadap aksi vandalisme diperlukan untuk memberikan efek jera. Ketika mengetahui tidak ada sanksi yang serius atas perbuatannya, remaja melihat aksi vandalisme bisa dilakukan tanpa pertanggungjawaban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya