Soloraya
Kamis, 18 April 2013 - 20:50 WIB

Duh, Jadi Langganan Banjir, Petani Kragilan Empat Kali Gagal Tanam

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sawah di Kragilan, Klaten tergenang, Kamis (18/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Sawah di Kragilan, Klaten tergenang, Kamis (18/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

KLATEN — Kalangan petani di Desa Kragilan, Kecamatan Gantiwarno, mengalami gagal tanam hingga empat kali akibat lahan pertanian mereka menjadi langganan banjir.

Advertisement

Hujan deras yang turun sejak Kamis (18/4/2013) pada pukul 02.00 WIB hingga Subuh menyebabkan puluhan hektare lahan pertanian di Desa Kragilan tergenang. Berdasarkan pantauan, tingginya genangan air menenggelamkan tanaman padi yang baru berusia satu hingga dua bulan.

“Di Dusun Balong air menggenangi sekitar 25 hektare lahan pertanian. Di Dusun Teluk, ada sekitar 15 hektare lahan yang tergenang. Sementara di Dusun Kragilan ada sekitar 15 hektare lahan pertanian yang tergenang,” papar Kadus I Desa Kragilan, Mulyono, kepada wartawan di Gantiwarno, Kamis.

Mulyono menjelaskan biasanya butuh waktu berhari-hari supaya genangan air surut. Akibatnya, tanaman padi milik petani sudah membusuk. Dia berharap genangan air kali ini tidak berlangsung lama.

Advertisement

“Kalau lama surutnya, kasihan petani. Pada musim hujan kali ini, mereka sudah empat kali gagal tanam,” ujar Mulyono.

Kades Kragilan, Samiyo, mengaku sudah kerap mendapatkan keluhan dari petani di desanya. Akan tetapi, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak. Dia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten membangunkan saluran irigasi untuk membuang genangan air ke wilayah lain.
“Yang namanya masyarakat desa itu pekerjaannya ya petani. Kalau mereka gagal tanam terus, dari mana mereka mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saya sudah kerap menyampaikan masalah ini kepada Pemkab Klaten, akan tetapi sejauh ini belum ada tindak lanjut,” tandasnya.

Tarman, 47, petani setempat mengaku tak bisa panen tiga kali dalam setahun terakhir. Dia mengaku memilih membiarkan lahan pertanian miliknya tidak ditanami padi untuk beberapa saat karena khawatir kembali gagal tanam.

Advertisement

“Percuma ditanami lagi kalau akhirnya terendam air. Selain rugi benih, saya juga rugi biaya tenaga buruh tanam,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif