Soloraya
Rabu, 28 Desember 2022 - 08:28 WIB

Duh, Penyakit Kulit Serang 22 Sapi di Sragen, Begini Langkah Disnakan

Tri Rahayu  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Disnakan Sragen mengenakan hazmat saat mengambil sampel nanah pada ternak sapi yang diduga terjangkit penyakit LSD di wilayah Sragen belum lama ini. (Istimewa/Disnakan Sragen)

Solopos.com, SRAGEN–Kasus penyakit lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit infeksius yang disebabkan virus mulai menyerang ternak sapi di wilayah Sragen.

Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen mencatat sudah ada 22 ekor sapi yang dilaporkan terinfeksi penyakit LSD hingga Desember 2022.

Advertisement

Kasus penyakit LSD tersebut diungkapkan Kepala Disnakan Sragen Rina Wijaya kepada Solopos.com, Rabu (28/12/2022).

Rina menyebut dari 22 kasus LSD yang dilaporkan diambil sampel 14 ekor ternak untuk uji laboratorium di Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Yogyakarta. Dia menyampaikan hasil uji laboratorium itu menunjukkan 13 sampel di antaranya positif.

Advertisement

Rina menyebut dari 22 kasus LSD yang dilaporkan diambil sampel 14 ekor ternak untuk uji laboratorium di Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Yogyakarta. Dia menyampaikan hasil uji laboratorium itu menunjukkan 13 sampel di antaranya positif.

“Kasus LSD terus bertambang meskipun tidak signifikan. Sehari bisa 1-2 kasus. Kami memerintahkan kepada petugas Pasar Hewan bila menemukan indikasi LSD pada ternak di pasar supaya diperintahkan balik kanan, kembali ke rumah masing-masing,” jelas Rina.

Dia juga langsung sosialisasi kepada para petani dengan mendatangi rapat petani di Nglorog, Sragen, Selasa (27/12/2022) lalu.

Advertisement

“Penyakit ini bukan penyakit mematikan dan bisa disembuhkan. Dagingnya pun layak konsumsi kecuali kulitnya jangan karena saat bengkak-bengkak kecil itu isinya nanah. Penyakit LSD ini tidak seperti penyakit mulut dan kuku atau PMK. Meskipun tidak mematikan tetapi menular ke ternak lain dengan hewan vektornya caplak atau lalat besar. Penularan juga bisa terjadi lewat jarum suntik yang tidak ganti,” ujar Rina.

Rina menjelaskan kunci pencegahannya dengan cara menjaga kebersihan kandang supaya lalat caplak tidak datang.

Dia mengatakan biasanya kotoran ternak itu kalau tidak segera dibersihkan bisa menjadi sarang caplak. Dia mengimbau kepada para warga apabila menemukan ternak yang sakit agar segera lapor ke mantri hewan terdekat atau langsung melapor ke Disnakan.

Advertisement

“Kami berencana melakukan pengobatan gratis untuk mengatasi penyakit LSD tersebut supaya tidak menular ke hewan lainnya. Penyakit ini seperti babesiosis yang juga disebabkan virus dengan hewan vektor caplak, tetapi yang diserang jerohannya ternak sedangkan kalau LSD yang diserang kulit. Jadi tidak usah kuatir karena bisa diobati,” jelasnya.

Langkah-langkah yang diambil Disnakan Sragen

  1. Melaksanakan isolasi atau karantina jika ditemukan ternak yang sakit atau terduga sakit dengan gejala klinis yang menciri diikuti dengan pengobatan suportif.
  2. Melaksanakan biosekuriti dengan melokalisasi area kasus dan lingkungan sekitarnya seperti melakukan kontrol lalu lintas hewan, produk hewan, dan media pembawa penyakit lainnya.
  3. Pengendalian vektor penyakit dengan peningkatan kebersihan, penyemprotan desinfektan, dan desinsektisasi untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih luas.
  4. Memperketat pengawasan lalu lintas dan rekomendasi pemasukan dan pengeluaran hewan dan produk hewan serta media pembawa penyakit lainnya melalui pemeriksaan SKKH/sertifikat veteriner.
  5. Melaksanakan komunikasi informasi, dan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan pengendalian penyakit.

Sumber: Disnakan Sragen. (trh)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif