Soloraya
Senin, 11 Mei 2020 - 13:51 WIB

Duh, Potensi Pendapatan Rp13,5 M Objek Wisata Klaten Hilang Gegara Covid-19

Taufiq Sidik Prakoso  /  Cahyadi Kurniawan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani (dua dari kiri) saat meninjau objek wisata Bukit Sidoguro, Bayat, Klaten, Jumat (7/2/2020). (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN -- Potensi pendapatan yang hilang dari pengelolaan seluruh objek wisata di Klaten sebagai dampak Covid-19 hingga kini mencapai lebih dari Rp13,5 miliar. Hilangnya potensi itu menyusul penutupan objek wisata.

Penutupan seluruh objek wisata mulai dilakukan sejak 16 Maret 2020 untuk mengantisipasi persebaran Covid-19. Awalnya penutupan dilakukan untuk objek wisata yang dikelola pemkab. Penutupan dilanjutkan ke objek wisata yang dikelola swasta serta desa.

Advertisement

Plt Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Sri Nugroho, mengatakan Ada sembilan objek wisata yang dikelola pemkab. Objek wisata itu diantaranya Objek Mata Air Cokro (OMAC) Tulung, Candi Plaosan, Candi Sojiwan, serta Bukit Sidoguro.

"Potensinya pendapatan dari objek wisata dikelola pemkab yang hilang hampir Rp5 miliar. Yang besar memang dari potensi pendapatan di objek wisata yang dikelola desa itu," kata Nugroho saat dihubungi Solopos.com, Jumat (8/5/2020).

7 Tips Melatih Kedekatan Orang Tua dengan Anak

Advertisement

Potensi pendapatan yang hilang tersebut diperkirakan terus bertambah seiring masih ditutupnya seluruh objek wisata di Kabupaten Bersinar, Klaten. Belum diketahui pasti hingga kapan penutupan objek wisata dilakukan.

Salah satu pengurus BUM Desa Mahanani Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Agus Tri Joko, mengatakan potensi pendapatan yang hilang dari pengelolaan objek wisata Umbul Susuhan sejak penutupan hampir dua bulan terakhir mencapai Rp100 juta. Potensi itu terutama dari lonjakan pengunjung yang biasa terjadi saat tradisi padusan.

Selain itu, potensi pendapatan yang diperoleh saat libur Lebaran juga terancam hilang. “Untuk libur Lebaran itu pendapatan per hari bisa mencapai Rp20 juta-Rp25 juta,” kata Joko.

Advertisement

Terkait pengelolaan objek wisata, Joko mengatakan sejak objek wisata ditutup selama masa pandemi Covid-19, sekitar 22 karyawan diliburkan. “Semuanya libur. Untuk sementara baru kami buat piket secara bergiliran sepekan sekali,” ungkapnya.

DIJUAL CEPAT: Pioneer Headset (SE-MS5T)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif