SOLOPOS.COM - Sejumlah pelajar mengemukakan pendapat tentang pemenuhan hak-hak anak dalam acara peringatan Hari Anak Nasional di Gedung Eling Sedulur, Wonogiri, Selasa (25/7/2023). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia).

Solopos.com, WONOGIRI—Suara anak di Kabupaten Wonogiri dinilai belum didengarkan dan dipertimbangkan pemangku kepentingan terkait dalam merumuskan kebijakan pembangunan. Partisipasi mereka dalam rapat koordinasi masih sekadar untuk memenuhi kuota.

Hal itu merupakan salah satu refleksi peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli di Kabupaten Sukses. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri menggelar pentas seni dan dongeng anak untuk memperingatinga di Gedung Eling Sedulur Wonogiri, Selasa (25/7/2023).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kegiatan diikuti 150 anak yang terdiri atas anak-anak pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMS/SMK dan yang sederajat.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPKB P3A Wonogiri, Indah Kuswati, menyampaikan peringatan Hari Anak Nasional ini sebagai momen bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk berefleksi dalam memenuhi hak-hak anak selama ini.

Indah menyebut Wonogiri sejak 2022 sudah menjadi kabupaten layak anak tetapi masih tingkat madya. Dia menyadari masih banyak pekerjaan rumab yang harus dipenuhi agar anak-anal di Wonogiri benar-benar mendapatkan ramah dan layak anak.

Sebagai informasi, KLA tingkat madya merupakan tingkatan kedua dari lima tingkat KLA, yaitu pratama, madya, nindya, utama, dan KLA.

Dia menerangkan ada empat hak dasar yang dimiliki anak, yaitu hak kelangsungan hidup, perlindungan, tumbuh kembang, dan berpartisipasi.

Belum semua hak-hak itu bisa dipenuhi baik oleh pemerintah maupun masyarakat umum. Misalnya dalam hal berpartisipasi, suara anak-anak masih belum didengarkan dan dipertimbangkan dalam merumuskan pembangunan daerah.

“Contohnya ketika musrenbang [musyawarah perencanaan pembangunan]. Kehadiran mereka seringkali hanya untuk memenuhi kuota. Suara anak-anak itu tidak banyak dipertimbangkan,” kata Indah saat ditemui Solopos.com di sela-sela acara.

Wonogiri juga belum bisa memberikan ruang bermain ramah anak. Taman-taman bermain di Wonogiri sama sekali belum merepresentasikan ruang bermain yang layak bagi anak.

Di tempat-tempat itu anak masih terpapar asap rokok, taman terlalu dekat dengan jalan raya, dan belum ada fasilitas pendukung yang ramah anak.

Terkait pentas seni dan dongeng anak dalam peringatan Hari Anak Nasional, itu sebagai salah satu langkah Pemkab memberikan ruang anak-anak untuk mengekspresikan diri.

Dengan kegiatan itu mereka bisa menampilkan bakat dan minat seperti menyanyi, menari, termasuk mengungkapkan pendapat.

“Pada intinya ini sebagai pemenuhan hak-hak anak. Hak anak untuk berkumpul, berekspresi, dan memberikan ruang aman bagi mereka,” ulas Indah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya