Soloraya
Senin, 12 Oktober 2020 - 18:15 WIB

Duh, Wonogiri Kekurangan Anggota Tim Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19

Rudi Hartono  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim memakamkan jenazah pasien Covid-19 di Wonogiri belum lama ini. (istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Jumlah anggota tim pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Wonogiri dinilai masih kurang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengajak sukarelawan siap dan berani bergabung dalam tim untuk menjalankan misi kemanusiaan itu.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, menyampaikan anggota tim pemakaman jenazah pasien Covid-19 masih minim. Anggota tim pemakaman yang sekarang ada tak semua bisa selalu siaga. Pasalnya, beberapa di antara mereka harus menjalankan tugas dan fungsi utama sebagai abdi negara.

Advertisement

Tak jarang BPBD menghadapi kendala saat mencari sukarelawan yang siap dan berani terlibat ketika ada jenazah pasien Covid-19 yang harus dimakamkan. Terlebih, ketika dalam sehari terdapat lebih dari satu jenazah pasien Covid-19. Bahkan, 29 September lalu ada empat jenazah yang harus dikuburkan menggunakan protokol khusus dalam sehari.

Blusukan ke Pasar Tradisional, Sri Mulyani Menyerap Aspirasi Sambil Belanja

Advertisement

Blusukan ke Pasar Tradisional, Sri Mulyani Menyerap Aspirasi Sambil Belanja

Pada kondisi itu anggota tim tak bisa menghandel semua pemakaman karena kelelahan setelah memakamkan satu atau dua jenazah. Alhasil, BPBD harus mencari sukarelawan dari lembaga kemanusiaan lain dan desa tempat jenazah dimakamkan.

Beruntung, ada sukarelawan yang bersedia terjun ke lapangan. Bambang tak bisa membayangkan apabila dalam kondisi mendesak seperti itu tetapi tidak ada sukarelawan yang berani terlibat.

Advertisement

Dia tak memungkiri memakamkan pasien Covid-19 berisiko, terlebih jenazah yang dimakamkan berstatus terkonfirmasi positif Covid-19. Oleh karena itu pemakaian dan pelepasan APD harus benar dan tepat untuk mencegah penularan virus.

Pada saat itu proses pemakaman pun harus menjaga untuk tidak melepas masker, mesni susah napas lantaran memakai tiga lapis masker. Oleh karena itu belum semua sukarelawan berani terlibat.

“Saat ada tugas kami tak menginformasikan status jenazah terkonfirmasi positif atau lainnya. Ini supaya protokol dilaksanakan secara standar setiap memakamkan jenazah pasien Covid-19,” imbuh Bambang.

Advertisement

Tak Ada Penolakan

Dia mengklaim tidak pernah ada penolakan selama pemakaman jenazah Covid-19 dilaksanakan di Wonogiri. Hal itu tak terlepas dari koordinasi dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga tingkat desa. Pemerintah desa bertugas menyiapkan liang lahat. Apabila ada sukarelawan desa yang berani, BPBD mengajak mereka terlibat.

Pernah ada pihak keluarga yang menanyakan mengapa jenazah dimakamkan menggunakan protokol khusus. Namun, setelah diberi penjelasan akhirnya keluarga dapat memahami dan tak mempermasalahkannya.

Berkas Kasus Pembunuhan Duwet Sukoharjo Dikembalikan Kejari, Ini Sebabnya

Advertisement

Terpisah, Paur Humas Polres Wonogiri, Aipda Iwan Sumarsono, mengatakan Polres memiliki tim yang siap diterjunkan untuk memakamkan jenazah pasien Covid-19. Anggota tim dari Satuan Sabhara (Satsabhara), Urusan Kesehatan (Urkes), Identifikasi, Propam, dan dua personel setiap Polsek.

Mereka sudah dilatih secara khusus. Selain itu Polres memiliki berbagai sarana pelindung diri, baju hazmat, masker, pelindung muka atau face shield yang siap digunakan. “Kami juga punya satu unit ambulans biasa dan satu unit ambulans pengangkut jenazah. Semua siap digunakan sewaktu-waktu,” ulas Iwan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif