Soloraya
Rabu, 2 September 2020 - 16:38 WIB

Dukung BRT Trans Jateng, Dishub Sragen Gandeng PO Lokal Hidupkan Trayek Sragen-Sumberlawang

Muh Khodiq Duhri  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bus Trans Jateng menunggu datangnya penumpang di Terminal Sumberlawang, Selasa (1/9/2020). (Espos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sragen, Jawa Tengah berniat menghidupkan kembali angkutan umum yang melayani trayek Sragen-Sumberlawang. Hal itu sebagai pendukung operasional Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor Terminal Tirtonadi Solo-Terminal Pariwisata Sangiran Sragen-Terminal Sumberlawang Sragen.

Kepala Bidang Angkutan dan Perparkiran Dishub Sragen, Bintoro Setyadi, mengatakan sebenarnya bus yang melayani trayek Sragen-Sumberlawang pernah beroperasi. Namun, seiring berjalannya waktu perusahaan otobus (PO) yang mengambil trayek itu akhirnya gulung tikar karena sepinya penumpang.

Advertisement

Setelah bus Trans Jateng beroperasi, Dishub merasa perlu untuk menghidupkan kembali layanan angkutan umum dengan trayek Sragen-Sumberlawang.

Belum Dihapus, Pertamia Tegaskan Masih Jual Premium di Indonesia

Advertisement

Belum Dihapus, Pertamia Tegaskan Masih Jual Premium di Indonesia

"Nanti akan kami tawarkan kepada pengusaha lokal, pemilik PO. Kami ingin layanan angkutan umum itu terintegrasi dengan Trans Jateng. Selama itu linier dengan program yang sudah ada, maka akan kami upayakan bisa terwujud," ucap Bintoro kepada Solopos.com, Rabu (2/9/2020).

Bintoro menjelaskan pada awalnya bus yang beroperasi di jalur Sragen-Sumberlawang berjenis medium atau lebih dikenal dengan sebutan 3/4, berkapasitas 35 tempat duduk. Walau harus turun grade menjadi bus mini dengan kapasitas 17 tempat duduk, kata Bintoro, hal itu tidak menjadi persoalan.

Advertisement

"Prioritas kami itu adalah pengusaha lokal. Biar bagaimanapun, PO lokal sudah berjasa besar dalam membuka trayek. Selama ini mereka sudah kesulitan mencari penumpang. Kalau Trans Jateng bisa beroperasi, ini jadi peluang bagi PO lokal untuk menghidupkan trayek pendukung," papar Bintoro.

Sragen-Gemolong

Dishub Sragen juga berharap bus yang melayani trayek Sragen-Gemolong bisa diremajakan. Pada saat ini, bus yang melayani trayek tersebut rata-rata sudah berusia 25 tahun. Kendati begitu, Bintoro mengakui peremajaan bus itu tergantung kemampuan finansial dari PO lokal.

Hari Ini Dalam Sejarah: 2 September 1666, Kebakaran Besar London Terjadi

Advertisement

"SebenarnyBRT a ada bus bekas Trans Jateng yang masih layak dipakai. Saya berharap teman-teman pengusaha lokal itu bisa membelinya. Walau tidak baru, tapi usia bus itu lebih muda. Namun, saya belum mendapat kabar berikutnya dari mereka," ucap Bintoro.

Lurah Pasar Sumberlawang, Joko Supriyanto, mengakui tidak adanya bus yang melayani trayek Sragen-Sumberlawang mempengaruhi tingkat keramaian pasar. Ia pun menyambut senang dengan akan dihidupkannya trayek Sragen -Sumberlawang demi mendukung BRT Trans Jateng.

"Dulu pernah ada dan pasar lebih ramai. Sekarang tidak ada bus itu. Kalau bus yang melayani trayek itu dihidupkan lagi, itu akan lebih baik. Selain mendukung Trans Jateng, harapannya juga membuat pasar lebih ramai pembeli," papar Joko.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif