Soloraya
Kamis, 21 Oktober 2021 - 18:36 WIB

Dukung Mulok, Dewan Pendidikan Sragen: Kini Jarang Siswa Berbahasa Jawa

Wahyu Prakoso  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa SD (Antara)

Solopos.com, SRAGEN — Dewan Pendidikan Kabupaten Sragen mendukung sekolah yang akan menerapkan kurikulum muatan lokal sesuai kebijakan Pemkab. Mereka menilai kurikulum muatan lokal penting diajarkan kepada siswa.

“Muatan lokal mengenai kepramukaan itu wajib, bahasa Jawa, dan misalkan sekolah yang dekat wilayah Plupuh ambil seni batik,” kata Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sragen Moh. Sauman, Kamis (21/10/2021).

Advertisement

Dia menjelaskan kondisi anak usia SD mulai jarang menggunakan bahasa Jawa. Mata pelajaran Bahasa Jawa bisa dilanjutkan pada jenjang SMP. “Yang lain sesuai sekolah masing-masing. Semakin sekolah mampu mungkin muatan lokal semakin banyak dan berbeda-beda,” jelasnya.

Baca Juga: Memanen Hujan dengan IPAH Jadi Cara Warga Banyurip Atasi Kekeringan

Sauman menambahkan SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen telah mengajarkan mata pelajaran Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan komputer.

Advertisement

Kepala SDN Puro 1 Bambang Zaenudin mengklaim pengawas sekolah pernah menyampaikan SDN Puro 1 merupakan salah satu sekolah unggulan di Kecamatan Karangmalang. Sekolah unggulan akan menerapkan kurikulum muatan lokal (mulok).

“Saat ini kan muloknya Bahasa Jawa. Ke depan bisa terkait keagamaan. Guru agama tidak hanya satu mungkin, ada akademis sendiri dan ada guru lain lagi. Termasuk Bahasa Inggris,” kata dia.

Bambang mengatakan siap jika ke depan sekolahnya diwajibkan menerapkan kurikulum muatan lokal. Jumlah peserta didiknya ada 203 siswa.

Advertisement

Baca Juga: Desa Banyurip Juga Punya Program Masak Lontong Pakai Tlethong, Mantap!

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menyiapkan kurikulum muatan lokal kabupaten yang diharapkan rampung tahun ini. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen akan menetapkan sejumlah sekolah yang wajib menerapkan kurikulum muatan lokal tersebut.

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Disdikbud Sragen, Sudarto, menjelaskan Sragen belum memiliki kurikulum muatan lokal atau masih menggunakan kurikulum muatan lokal dari Provinsi Jateng.

“Kurikulum muatan lokal kabupaten dirancang untuk meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan keterampilan daerah, dan meningkatkan kesenian daerah,” kata dia, Kamis (14/10/2021).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif