SOLOPOS.COM - Dua anggota TNI AD Sragen bersama Kades Kadipiro Sragen Ibnu Indratmoko memasang pipa jaringan air di bak penampungan yang terletak di bawah Jembatan Kedung Klaras, Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Sabtu (7/1/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu).

Solopos.com, SRAGEN — TNI Angkatan Darat (AD) bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Sragen, membangun jaringan air untuk irigasi sawah dan kebutuhan rumah tangga, khususnya mandi, cuci, dan kaktus (MCK).

Jaringan air diambilkan dari bendungan desa setempat dan dialirkan ke penduduk dengan melewati Sungai Kedung Klaras. Pembangunan jaringan air tersebut dikerjakan sejak 27 Desember 2022 lewat Program TNI Manunggal Air Bersih.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Program tersebut merupakan program TNI AD yang menyasar tiga desa di Kabupaten Sragen. Selain di Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, program serupa juga dilakukan di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, dan Desa Pare, Kecamatan Mondokan, Sragen.

Dandim 0725/Sragen Letkol (Inf) Yoga Yastinanda melalui Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kadipiro, Serda Muh. Rokhim saat berbincang dengan Espos, Sabtu (7/1/2023), mengungkapkan program ini digulirkan ke Kadipiro karena sebelumnya ada pengajuan dari desa ke Kodim Sragen.

Usulan itu kemudian disurvei dan akhirnya disetujui. Rokhim, sapaannya, menerangkan pembangunan jaringan air di Kadipiro ini merupakan program TNI Manunggal Air Bersih. “Kami mulai bekerja 27 Desember 2022 lalu dan ditargetkan paling cepat 2-3 pekan selesai,” jelasnya.

Pekerjaan tersebut dilakukan oleh dua personel Kostrad, dibantu Babinsa Kadipiro, dan warga setempat. Program itu diberikan dalam wujud barang.

“Hasil pembuatan jaringan air ini diharapkan bisa membantu petani untuk mencukupi kebutuhan pengairan,” jelas Rokhim yang diamini Danramil Sambirejo Kapten (Inf) Prihatin Yudo Triwidodo.

Kepala Desa (Kades) Kadipiro, Sambirejo, Sragen, Ibnu Indratmoko, melihat langsung dan membantu dalam proses pembangunan jaringan air itu. Sumber airnya diambilkan dari bendungan di desa setempat yang berjarak 30 meter dari Jembatan Kedung Klaras.

Bak penampungan berada di bawah Jembatan Kedung Klaras kemudian ditarik dengan pompa ke bak penampungan torn berkapasitas 5.000 liter di Dukuh Geneng RT 015, Kadipiro.

Dari penampungan air itu kemudian didistribusikan kepada 50 rumah tangga petani di Dukuh Geneng RT 015 dan Dukuh Gandu Rt 014 dan bisa digunakan untuk mengairi sawah seluas 54 hektare.

Ibnu menerangkan debit airnya besar karena pipa berkapasitas 5 dim bisa penuh. Jaringan pipa yang disiapkan, sebut dia, sebanyak enam batang dengan kapasitas dua dim sepanjang 18 meter. Pengelolaannya diserahkan ke Gapoktan Amrih Utomo.

“Kebutuhan air minum tetap mengandalkan dari jaringan PDAM [Perusahaan Daerah Air Minum]. Air ini hanya untuk kebutuhan MCK saja,” jelas Ibnu.

Ibnu menjelaskan petani di Kadipiro itu terbagi atas dua kelompok yang dipisahkan oleh sungai. Di sebelah barat sungai bisa panen hingga tiga kali dalam setahun, sedangkan petani di timur sungai hanya bisa panen dua kali dalam setahun.

“Dengan jaringan perpipaan ini, harapannya petani di timur sungai bisa panen padi hingga tiga kali dalam setahun,” ujar Ibnu.

Selama ini jaringan irigasi hanya mengandalkan aliran air dari Daerah Irigasi (DI) Kepoh yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar. Ibnu mengungkapkan air dari DI Kepoh itu belum sempat sampai Kadipiro sudah habis.

“Ke depan, kami mengusulkan pembangunan embung di Dukuh Gandu untuk membantu petani di timur sungai agar bisa panen padi tiga kali dalam setahun. Kami sudah menyiapkan lahan kas desa seluas 7 hektare untuk lokasi embung,” jelasnya.

Usulan pembuatan embung itu disampaikan Ibnu ke Kementerian Pertanian (Kementan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya